Selain Gunung Taal, 3 Erupsi Ini Juga Disertai Petir Vulkanik

Dalam sejarah, Gunung Taal bukan yang pertama meletus dengan fenomena ini.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia

Posted: Rabu, 15 Januari 2020 | 06:30 WIB
Erupsi Gunung Taal. (youtube/FOBOS PLANET)

Erupsi Gunung Taal. (youtube/FOBOS PLANET)

Hitekno.com - Meletusnya Gunung Taal di Filipina pada Senin (13/1/2020) lalu cukup menggegerkan dunia. Erupsi gunung api ini disertai petir vulkanik yang menakutkan. Dalam sejarah, Gunung Taal bukan yang pertama meletus dengan fenomena ini.

Erupsi Gunung Taal yang terjadi baru-baru ini membuat gunung tersebut memuntahkan abu dan asap yang diselingi petir. Menakutkan, netizen menyebut fenomena ini sebagai 'kiamat kecil'.

Secara ilmu pengetahuan, erupsi Gunung Taal dengan kilatan petir ini disebut sebagai peristiwa petir vulkanik atau volcanic lightning.

Baca Juga: Heboh Pergerakan Lempeng Picu Gunung Meletus di Sulawesi, Ini Bantahan BMKG

Hal ini merupakan reaksi alamiah yang biasanya ditimbulkan saat gunung api mengalami erupsi. BMKG menjelaskan bahwa fenomena ini diakibatkan oleh awan kepulan uap air, debu, dan partikel vulkanik yang menyembur ke angkasa secara masif.

Awan penguapan ini berasal dari pemanasan air permukaan oleh sinar matahari yang kemudian membuat awan yang menampung banyak partikel uap air serta upstream yang ditimbulkan oleh arus konveksi ke atas.

Gunung Api Taal saat erupsi dan mengeluarkan debu dan kolom asap hingga 15 kilometer. (YouTube/ FOBOS PLANET)
Gunung Api Taal saat erupsi dan mengeluarkan debu dan kolom asap hingga 15 kilometer. (YouTube/ FOBOS PLANET)

Uap air ini lalu berubah menjadi butiran es yang diakibatkan tingginya tekanan serta rendahnya temperatur. Saat jatuh kembali, pertemuan antara butiran es dan molekul di awan lalu terjadi dan menyebabkan terlepasnya elektron pemisahan muatan.

Baca Juga: BMKG Minta Warga Jabodetabek Waspada Hujan Lebat hingga 18 Januari 2020

Butiran es yang jatuh lalu membentuk polarisasi negatif di bagian bawah, elektron yang berada di bagian atas kemudian membentuk polarisasi positif. Sedangkan bagian bawah yang dekat dengan tanah menimbulkan muatan negatif.

Muatan negatif ini menginduksi tanah yang netral untuk membentuk polarisasi positif. Perbedaan muatan ini yang lalu menghasilkan medan listrik dengan beda tegangan hingga 100 juta volt.

Selain terjadi di Filipina, petir vulkanik pernah terjadi saat letusan Gunung Calbuco di Chilli pada Rabu (22/4/2015) lalu.

Baca Juga: Tokoh Ini Tahu Ukuran Keliling Bumi Sejak 2200 Tahun Lalu, Bikin Tercengang

Gunung Calbuco. (youtube/Rodrigo Barrera)
Gunung Calbuco. (youtube/Rodrigo Barrera)

Tidak hanya Gunung Calbuco, fenomena yang sama terjadi juga saat Gunung Anak Krakatau meletus dan mengakibatkan munculnya petir yang saling menyambar.

Gunung Anak Krakatau. (youtube/photovolcanica)
Gunung Anak Krakatau. (youtube/photovolcanica)

Pada letusan Gunung Kelud, fenomena petir vulkanik juga sempat terjadi dan membuat banyak orang ketakutan. Saat terjadi, petir vulkanik juga mengakibatkan terjadinya geledek dahsyat tanda gunung tersebut sedang mengamuk.

Umumnya, fenomena petir vulkanik ini memang wajar terjadi. Hingga kini penyebab munculnya petir vulkanik memang masih menimbulkan perdebatan serius di kalangan para ilmuwan.

Baca Juga: Penjelasan BMKG Mengenai Erupsi Gunung Api yang Disertai Petir

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB