Fenomena Aneh, Dieng Diselimuti Embun Upas pada Musim Penghujan

Warga sekitar paham fenomena bun upas turun di musim kemarau, bukan penghujan.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Minggu, 19 Januari 2020 | 07:00 WIB
Suhu Dingin di Dataran Tinggi Dieng/Instagram

Suhu Dingin di Dataran Tinggi Dieng/Instagram

Hitekno.com - Dataran tinggi Dieng dilanda fenomena tak lazim, Embun es atau embun upas mendadak muncul saat musim penghujan mencapai puncaknya di daerah tersebut. Potret embun es yang menyelimuti tanaman di kompleks Candi Arjuna Dieng pun beredar di media sosial. 

Aryadi Darwanto, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Objek Wisata Dieng Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara membenarkan peristiwa itu. Bahkan ia sendiri ikut mengabadikan momentum langka itu.

"Iya ada embun es akan tetapi tipis," tukasnya membenarkan.

Baca Juga: Larangan Beli Snack-nya Beredar di Grup Alumni 212, Begini Respon Kaesang

Suasana Dataran Tinggi Dieng pagi hari. [Suara.com/Chandra]
Suasana Dataran Tinggi Dieng pagi hari. [Suara.com/Chandra]

Aryadi Darwanto pun ikut terkejut dengan fenomena ini. Tidak biasanya embun es turun di musim penghujan yang suhunya terasa lebih hangat. Masyarakat selama ini pun sudah mengetahui bahwa kemunculan bun upas adalah di saat musim kemarau.

Saat kemarau, kemunculan bun upas biasanya ditandai dengan kondisi cuaca terik dan suhu yang terus menurun pada malam harinya. Hawa dingin terasa semakin kuat. Paginya, biasanya bun upas sudah menyelimuti tanaman di kompleks candi hingga terlihat seperti hamparan salju.

Namun pada kemunculan bun upas kali ini, tanda-tanda itu tak terlihat sempurna. Memang, kemarin pagi, kata Aryadi Darwanto, cuaca di Dieng cukup cerah. Namun tak berlangsung lama, pada siangnya, cuaca berubah mendung sampai gerimis turun. Pada sore dan malam harinya, langit kembali cerah. Ia bahkan melihat langit yang biasanya suram kini bertabur bintang.

Baca Juga: Dibekali Sensor Hitam Putih, Leica Rilis Kamera Monochrom Terbaru

"Jam 8 malam itu langit bening, tidak ada awan, dan banyak bintang," ujarnya saat mengamati kejadian alam di malam sebelumnya.

Suhu di Dieng terus turun hingga pagi harinya. Aryadi Darwanto sengaja mendatangi Candi Arjuna sepagi mungkin, sekitar pukul 05.30 WIB karena merasa ada yang janggal tentang cuaca hari itu. Ia pun terkejut saat melihat sebagian tanaman diselimuti embun yang mengkristal. Tidak semua hamparan tanaman terkena karena bun upas hanya turun tipis.

Pagi ini cuaca di Dieng cukup terik. Ia tak mengetahui apakah bun upas akan kembali muncul esok hari. Jika bulir es kembali turun, hal itu bakal menjadi berkah bagi wisatawan yang tengah berlibur akhir pekan di Dieng.

Baca Juga: Diguyur Hujan, Hashtag #BanjirJakarta2020 Trending di Twitter

"Suhu tadi pagi di di bawah 1 derajat Celsius, namun belum mencapai nol," tandasnya.(Suara.com/RR Ukirsari Manggalani)

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB