Misteri Paus Sperma Kerdil yang Terdampar di Laut Pandeglang

Setelah dilepaskan, paus sperma kerdil dengan panjang sekitar 2 meter kembali terdampar.

Agung Pratnyawan

Posted: Minggu, 19 Januari 2020 | 09:52 WIB
Tim Respon Cepat (TRC) saat melakukan identifikasi Paus Sperma Kerdil. [Foto: Dok LPSPL Serang]

Tim Respon Cepat (TRC) saat melakukan identifikasi Paus Sperma Kerdil. [Foto: Dok LPSPL Serang]

Hitekno.com - Terdamparnya seekor paus sperma kerdil sempat membuat geger warga. Awalnya mamalia laut ini sempat disangka lumba-lumba, namun ternyata paus sperma kerdil.

Perjuangan masyarakat pesisir pantai di Kecamatan Panimbang untuk melepasliarkan mamalia laut yang terdampar kembali ke habitatnya, Jumat (17/1/2020) berujung sia-sia.

Mamalia yang belakangan diketahui bukan lumba-lumba, melainkan paus sperma kerdil atau dwarf sperm whale (kogia sima) dilaporkan mati.

Baca Juga: Disangka Lumba-Lumba, yang Terdampar di Panimbang Ternyata Paus Sperma

Sebelumnya, warga di sekitar pesisir, Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Senin (6/1/2020) menemukan seekor lumba-lumba terombang-ambing di pesisir Pantai Gorengan, Caringin.

Ikan yang dilindungi itu ditemukan warga sekitar pukul 11.30 WIB dalam keadaan setengah sadar. Namun, tak lama setelah itu mati.

Warga Panimbang yang menemukan paus bersama sejumlah instansi terkait telah berupaya melepaskan paus menggunakan kapal patroli Satpolairud Polred Pandeglang.

Baca Juga: Paus Pembunuh Ditemukan Mati di Rawa, Kasus Langka Ini Diselidiki Ilmuwan

Saat itu, paus tersebut dapat kembali berenang di tengah laut. Namun, selang beberapa jam, tepatnya pukul 14.12 WIB, paus dengan panjang sekitar 2 meter itu kembali terdampar di lokasi yang sama.

Ilustrasi Paus Sperma. (Shutterstock)
Ilustrasi Paus Sperma. (Shutterstock)

Saat mengetahui kabar itu, Tim Respons Cepat Penanganan Mamalia Laut Terdampar LPSPL Serang, yang dipimpin Dani Dasa Permana langsung menuju ke lokasi untuk melakukan penanganan.

"Saat dijumpai, paus dalam keadaan hidup namun dalam kondisi sangat kritis, ditandai dengan ketidakmampuan paus mengapung di air dan hampir tidak ada pergerakan," kata Dani dilansir dari BantenHits.com.

Baca Juga: Ngeri, Cacing Zombie Ini Bisa Memakan Ikan Paus di Laut Dalam

Akhirnya, Tim Respons Cepat LPSPL Serang memutuskan untuk melakukan rehabilitasi kepada paus yang diketahui berjenis kelamin betina itu di kolam dermaga Laguna, Kecamagan Labuan.

"Namun dalam masa rehabilitasi tersebut, pada pukul 16.35 WIB paus akhirnya mati," jelasnya.

Ironisnya, salah satu hewan yang dilindungi oleh undang-undang itu, mati dalam kondisi hamil. Hal itu terungkap setelah TIM LPSPL melakukan dokumentasi, pengukuran morfometrik, dan nekropsi untuk menganalisa penyebab kematian.

Baca Juga: Pesan Paus Fransiskus Kepada Jemaat, Jangan Kebanyakan Main HP

"Proses nekropsi dilakukan bersama tim laboratorium LP2IL Serang. Hasil nekropsi menunjukkan paus betina ini mengandung bayi paus dalam keadaan mati," ungkapnya.

Dani mengungkapkan, terdapat luka robek di bagian tubuh dekat ekor paus, sekitar 40 centimeter. Dani juga belum dapat menyimpulkan kematian paus tersebut.

Namun dari hasil pengamatan pada organ hati terjadi pembengkakan yang tidak wajar dan isi lambung yang dipenuhi oleh parasit cacing.

"Beberapa sampel organ seperti daging, kulit, paru-paru, limfa, usus, lidah dan gigi diambil untuk diuji dan dianalisa lebih lanjut di Laboratorium LP2IL Serang," tandasnya.

Itulah misteri paus sperma kerdil yang terdampar di perairan Panimbang, pandeglang. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB