Salah Menilai Risiko Virus Corona di Wuhan, WHO Minta Maaf

Namun, bukan berarti situasi ini sudah menjadi kondisi darurat kesehatan internasional.

Agung Pratnyawan

Posted: Selasa, 28 Januari 2020 | 18:22 WIB
Logo WHO. (WHO)

Logo WHO. (WHO)

Hitekno.com - Virus corona yang merebak di Wuhan, China makin mengkhawatirkan banyak pihak. Hingga Selasa (28/1/2020) ini, kasus virus corona Wuhan semakin bertambah.

Tercatat sudah ada 106 kasus meninggal dan lebih dari 4000 kasus virus corona yang tengah ditangani di seluruh dunia.

Terkait hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui kesalahannya dalam menilai risiko virus bernama 2019-nCoV ini pada Senin (27/1/2020) kemarin.

Baca Juga: CEK FAKTA: Beredar di WA, Benarkah Virus Corona Sampai RSUP Dr Sardjito?

Badan PBB yang berbasis di Jenewa ini mengatakan dalam sebuah laporan situasi pada Minggu (26/1/2020) malam, bahwa risikonya menjadi "sangat tinggi di China, tinggi di tingkat regional, dan tinggi di tingkat global".

Dalam catatan kaki, WHO menjelaskan telah menyatakan adanya kesalahan dalam laporan sebelumnya pada Kamis, Jumat dan Sabtu bahwa risiko global (saat itu) masih dalam tingkat "sedang".

Namun, dilansir Channel News Asia, koreksi penilaian ini bukan berarti WHO telah menetapkan wabah virus corona Wuhan ini sebagai kondisi darurat kesehatan internasional.

Baca Juga: Pasien Pengidap Virus Corona Dibikin Bercandaan di TikTok, Auto Dikecam!

Pada Kamis, WHO jelas berhenti mengumumkan virus corona sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional karena deklarasi langka ini hanya diperuntukkan bagi wabah terburuk di dunia yang akan memicu aksi global bersama.

Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

"Ini adalah keadaan darurat di China tetapi belum menjadi keadaan darurat kesehatan global. Mungkin belum," kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Penilaian risiko WHO artinya bahwa wabah adalah risiko yang sangat tinggi di China, risiko tinggi secara regional dan global. Kategorisasi ini adalah evaluasi risiko global, yang mencakup tingkat keparahan, penyebaran dan kapasitas untuk mengatasinya," tulis WHO.

Baca Juga: Teknologi AI Sudah Prediksi Virus Corona Jauh Sebelum Manusia

Sebenarnya, ini bukan pertama kali WHO dikritik saat menangani wabah seperti virus corona ini.

Sebelumnya, pada 2014, WHO pernah mendapat kecaman karena menurunkan tingkat keparahan epidemi Ebola yang merenggut lebih dari 11.300 jiwa di tiga negara Afrika Barat.

Itulah pengakuan WHO yang minta maaf setelah salah menilai risiko virus corona di Wuhan, China. (Suara.com/ Rosiana Chozanah).

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Virus Corona Disebar Lewat Smartphone Xiaomi?

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB