Ditemukan 28 Penyu Mati di Perairan Bengkulu, Ada Apa?

Kematian penyu perlu ada penelitian dan penyelidikan secara utuh.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 05 Februari 2020 | 12:23 WIB
Ilustrasi Penyu. (Pixabay/ 10266)

Ilustrasi Penyu. (Pixabay/ 10266)

Hitekno.com - Dalam kurun waktu tiga bulan ini, di perairan Bengkulu ditemukan 28 penyu mati. Ada apa dengan penyu yang termasuk satwa terancam punah ini?

Koordinator Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) Pius Ginting menyatakan, kematian 28 penyu dalam kurung waktu tiga bulan di Bengkulu perlu diselidiki tim investigasi, mengingat penyu termasuk hewan terancam punah di Indonesia.

"Kematian penyu perlu ada penelitian dan penyelidikan secara utuh dengan melibatkan pihak-pihak independen, karena perairan Bengkulu masuk area signifikan ekologi dan biologi (EBSA) yang kaya keanekaragaman hayati," kata Pius Ginting di Jakarta, dilansir dari laman Suara.com.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan 13 Gram Sampah Plastik di Perut Penyu Hijau Ini, Miris!

Tim investigasi itu diharapkan bukan hanya berasal dari kalangan pemerintah seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), tetapi juga dari Universitas Bengkulu, dan pemerhati lingkungan hidup agar penyelidikan yang dilakukan terbebas dari kepentingan.

Kasus kematian puluhan penyu dalam waktu singkat itu terjadi tak jauh dari PLTU batubara di Teluk Sepang, Bengkulu. Sejumlah kalangan menduga ada kaitannya dengan ujicoba operasi pembangkit listrik energi fosil tersebut.

Provinsi Bengkulu ditandai pin di peta. [shutterstock]
Provinsi Bengkulu ditandai pin di peta. [shutterstock]

Hal ini lantas menjadi pertanyaan mendasar mengingat Perairan Bengkulu masuk ke dalam kawasan EBSA yang memiliki signifikansi lebih tinggi terhadap satu atau lebih spesies dari ekosistem dibanding daerah lainnya.

Baca Juga: Kepalanya Tenggelam ke Cangkang, Aksi Komodo Makan Penyu Ini Bikin Geli

"Ketika perairan yang kaya keanekaragaman hayati terganggu, maka berpotensi merusak spesies lain. Kami menduga kematian penyu-penyu tidak terlepas dari keberadaan PLTU yang berkontribusi menyebabkan gangguan terhadap kawasan itu," jelasnya.

Sebelumnya, pihak BKSDA Bengkulu-Lampung telah mengumumkan penyebab kematian 28 penyu akibat infeksi bakteri salmonella dan clostridium. Hal ini berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor.

"Hasil diskusi dengan lembaga konservasi penyu internasional bahwa kedua spesies bakteri itu terdapat hampir di semua penyu, jadi tidak bisa kemudian dijadikan alasan kedua bakteri menjadi penyebab utama kematian," tambah Pius Ginting.

Baca Juga: Miris, Bayi Penyu Ini Ditemukan Mati dengan 100 Plastik di Perutnya

Merujuk regulasi perlindungan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomer 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, semua jenis penyu laut di Indonesia dilindungi peraturan tersebut. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB