Debu Bintang Paling Tua di Bumi Ini Ternyata Bagian dari Matahari Kuno

Diperkirakan bahwa debu bintang paling tua ini terbentuk antara lima sampai tujuh miliar tahun lalu.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia

Posted: Rabu, 05 Februari 2020 | 13:30 WIB
Ilustrasi asteroid. (pixabay/Charlvera)

Ilustrasi asteroid. (pixabay/Charlvera)

Hitekno.com - Berkat teknologi yang semakin canggih, kini para ilmuwan telah berhasil menemukan debu bintang paling tua di Bumi. Setelah diteliti, terungkap bahwa debu bintang paling tua ini merupakan bagian dari matahari kuno.

Diperkirakan bahwa debu bintang paling tua ini terbentuk antara lima sampai tujuh miliar tahun lalu dan terhempas ke Bumi bersama meteorit di Australia sekitar 50 tahun yang lalu.

Melansir Earth Sky, dalam jurnal PNAS, debu bintang paling tua ini pertama kali ditemukan pada tahun1969 di kota Murchison, negara bagian Victoria. Setelah ditemukan, debu ini disimpan di Chicago Field Museum.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan 13 Gram Sampah Plastik di Perut Penyu Hijau Ini, Miris!

Penelitian lalu dilakukan untuk debu bintang paling tua ini. Terungkap bahwa debu ini merupakan butir-butir halus yang terbentuk sebelum matahari muncul.

Diduga kuat debu ini terperangkap dalam batu meteorit yang digunakan sebagai penunjuk waktu sebelum ada matahari.

Ilustrasi asteroid. (pixabay/Buddy_Nath)
Ilustrasi asteroid. (pixabay/Buddya_Nath)

Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut, saat bintang-bintang dan matahari yang pertama mati usai bersinar selama dua miliar tahun, benda langit ini meninggalkan debu yang membentuk bongkahan batu lalu jatuh ke Bumi.

Baca Juga: Teliti Putaran Gas di Black Holes, Astronom Temukan Hal Mengejutkan Ini

Alhasil debu bintang paling tua di Bumi ini diidentifikasi sebagai bagian dari matahari kuno. Untuk mengetahui mengenai umur debu bintang paling tua di Bumi ini, para ilmuwan perlu melakukan penelitian khusus.

Penelitian khusus ini dilakukan dengan memisahkan debu kuno dari debu yang muda. Pecahan-pecahan meteorit ini lalu dilumatkan menjadi bubuk yang dilarutkan ke dalam cairan asam hingga meninggalkan partikel matahari kuno.

Ilustrasi asteroid. (pixabay/rolandoemail)
Ilustrasi asteroid. (pixabay/rolandoemail)

Mengingat sifat debu tersebut yang terepapar sinar kosmis secara perlahan lalu mengubah komposisinya, mengukur umur debu ini lalu dapat dilakukan dengan mudah.

Baca Juga: Bareng Kobe University, Unair Berhasil Temukan Alat Deteksi Virus Corona

Hasil penelitian ini lalu mengungkap umur debu bintang paling tua di Bumi ini yang ternyata adalah 4,6 sampai 4,9 miliar tahun yang lalu.

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB