Ilmuwan Sebut Virus Corona Dibuat dari Ribuan Kelelawar yang Dijebak

"Virus corona (2019-nCoV) secara teratur menyerang populasi manusia baik secara alami maupun akibat kecelakaan laboratorium," kata ilmuwan ahli biologi.

Agung Pratnyawan | Husna Rahmayunita

Posted: Selasa, 11 Februari 2020 | 15:55 WIB
Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Hitekno.com - Merebaknya wabah virus corona dari Wuhan, China ke berabgai wilayah juga diikuti ramainya teori konspirasi yang muncul. 

Salah satu klaim yang paling menggegerkan yakni virus corona 2019-nCoV sengaja direncanakan dan dibuat oleh pihak tertentu.

Klaim semacam ini rupanya bukan temuan baru, meski sampai sekarang terus memicu kekhawatiran.

Baca Juga: CEK FAKTA: Heboh Video Puluhan Pasien Virus Corona Kejang-kejang, Benarkah?

Sementara, spekulasi lain yang muncul yaitu virus corona ada kaitannya dengan spesies kelelawar.

Anggapan soal wabah virus corona sengaja dibuat, nyatanya relevan dengan sebuah jurnal ilmiah yang sempat dirilis situs Nature pada 2017.

Dalam jurnal itu, disebutkan sekelompok ilmuan China membangun laboratorium tingkat keamanan hayati baru 4.

Baca Juga: Beredar Hoaks Babi Berbicara, Sebut Cegah Virus Corona dengan Makan 9 Telur

Dikutip dari Science.org, Selasa (2/11/2020), ahli biologi molekuler Richard Ebright dari Rutgers University, Piscataway menunjukkan kekhawatirannya mengenai infeksi yang tidak disengaja.

Secara berulang kali, Ebright menyoroti penularan infeksi tersebut pada pekerja laboratorium yang menangani sindrom saluran pernapasan berat (SARS) di Beijing.

Ebright yang dikenal sebagai pengkritik studi patogen berbahaya menyuarakan penolakannya terhadap sebuah eksperimen pada 2015.

Baca Juga: Wanita Terduga Terinfeksi Virus Corona Sengaja Ludahi Gagang Pintu, Waduh!

Dalam percobaan itu, dilakukan modifikasi untuk virus mirip SARS yang beredar di China guna melihat apakah tindakan ini memicu penyakit pada manusia.

Ilustrasi kelelawar/ (Pixabay)
Ilustrasi kelelawar/ (Pixabay)

Terkini, seiring dengan merebaknya virus corona 2019-nCoV, ahli tersebut mempertanyakan keakuratan temuan Trevor Bedford, seorang spesialis bioinformatika dari University of Washington.

Sebelumnya, Bedford menyebutkan setidaknya ada 25 tahun jarak evolusi antara RaTG13 -- virus serupa pada kelelawar yang disimpan di lembaga virologi Wuhan-- dan 2019-nCoV.

Baca Juga: Ilmuwan: Trenggiling Kemungkinan Bisa Menjadi Inang Perantara Virus Corona

Sebab, tingkat mutasi diperkirakan berbeda saat disalurkan lewat perantara yang berbeda sebelum sampai ke manusia.

Kepada ScienceInsider, Ebright mengatakan, "Virus corona (2019-nCoV) secara teratur menyerang populasi manusia baik secara alami maupun akibat kecelakaan laboratorium".

Tak cukup sampai di situ, ia bahkan menuduh sekelompok ilmuan dari EcoHealth Alliance telah sengaja menciptakan virus corona.

"Kelompok Peter Daszak dan Shi selama delapan tahun telah menjebak kelelawar di gua-gua sekitar China untuk mencicipi kotoran dan darah mereka dari virus. Mereka mencicipi lebih dari 10.000 kelelawar dan 2.000 spesies lainnya".

Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Selain itu, Ebright menuding, kelompok tersebut telah menemukan sekira 500 virus corona, di mana 50 diantaranya mendekati virus SARS, termasuk RaTG13 yang diambil dari sampel kotoran kelelawar.

Spesies kelelawar itu dikumpulkan dalam gua yang berada di Moglang, Yunnan pada 2013.

Di lain pihak, tudingan Ebright tersebut mendapat bantahan Daszak yang merupakan ahli ekologi penyakit di EcoHealth Alliance.

Ia menyebut, banyak praduga yang muncul setiap penyakit baru ditemukan.

"Saya berharap, sekali kita mengambil sampel di wilayah Cina Selatan dan Cina Tengah, kita akan menemukan banyak virus lain dan beberapa dari mereka akan lebih mirip ke 2019-nCoV".

Itulah kata ilmuwan yang menyebutkan virus corona dibuat dari ribuan kelelawar yang sengaja dijebak. Benarkah fakta ini, atau cuma teori konspirasi?. (Suara.com).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB