Belalang Ini Bisa Deteksi Bahan Peledak, Ini Kata Ilmuwan

Belalang dapat deteksi bahan kimia dengan akurasi lebih dari 60 persen.

Agung Pratnyawan

Posted: Selasa, 25 Februari 2020 | 11:07 WIB
Schistocerca albolineata. (Wikipedia)

Schistocerca albolineata. (Wikipedia)

Hitekno.com - Sebuah penelitian mengungkap kemampuan belalang yang selama ini belum diketahui. Ternyata belalang bisa deteksi bahan peledak dengan akurat.

Sekelompok ilmuwan dari Universitas Washington, Missouri, menciptakan belalang "bio-hacked" di laboratorium di St. Louis untuk mendeteksi bahan kimia peledak. Pengendus bom ini memanfaatkan sistem penciuman serangga yang canggih.

Instrumen penginderaan kimia tradisional atau yang populer, disebut sebagai hidung elektronik telah dikembangkan selama beberapa dekade, dengan aplikasi dalam bidang kedokteran, homeland security, dan pemantauan lingkungan.

Baca Juga: Duh! Ilmuwan Prediksi Habitat Terumbu Karang akan Punah Pada 2100

Namun, sistem penciuman biologis memiliki kemampuan mengungguli perangkat rekayasa yang telah ada sebelumnya.

Dilansir laman IFL Science, Barani Raman dan timnya telah menyelidiki belalang Amerika untuk memajukan metode penginderaan kimia.

Dalam artikel pra-cetak tentang bioRxiv, para ilmuwan menggambarkan bagaimana mereka mengekspos belalang ke uap kimia yang berbeda.

Baca Juga: Ratusan Juta Belalang Berpotensi Mewabah di China, Ilmuwan Siapkan Zombie

Bahan-bahan tersebut termasuk bahan peledak trinitrotoluene (TNT) dan 2,4-dinitrotoluene (DNT) serta non-bahan peledak seperti udara panas dan benzaldehyde yang umumnya menyediakan rasa almond untuk makanan.

Belalang American Bird. [Wikipedia]
Belalang American Bird. [Wikipedia]

Neuron reseptor penciuman (ORNs) pada antena serangga, yang masing-masing berjumlah sekitar 50 ribu, mendeteksi bau bahan kimia tersebut. Sinyal listrik kemudian ditransmisikan ke lobus antennal yaitu bagian dari otak serangga.

Menggunakan elektroda yang melekat pada bagian otak ini, para ilmuwan dapat membedakan respons berbeda dari belalang, dan menghubungkannya dengan bau kimia yang berbeda.

Baca Juga: Setelah Ribuan Gagak, Kini Ratusan Juta Belalang Hantui China

Sinyal-sinyal ini diperkuat dan ditransmisikan secara nirkabel dari serangga melalui ransel kecil yang ringan, diletakkan di bagian atas tubuh belalang.

Seluruh proses pengenalan bahan kimia dicapai cukup banyak secara instan dan hanya membutuhkan waktu dalam beberapa ratus milidetik.

Sayangnya, tim ilmuwan memiliki beberapa masalah. Setelah 7 jam deteksi bahan peledak, belalang akan lelah dan mati.

Baca Juga: Selain Rajin Berdoa, Belalang Sembah Bisa Menangkap Ikan

Cara kerja belalang pendeteksi bom. [Biorxiv.org]
Cara kerja belalang pendeteksi bom. [Biorxiv.org]

Untuk menyiasati hal itu, para ahli menempatkan belalang pada "mobil yang dapat dipindahkan" yang melakukan perjalanan melalui area dengan konsentrasi bau yang tinggi dan rendah.

Meskipun hanya ada satu belalang yang berhasil mengklasifikasikan bau kimia dengan akurasi lebih dari 60 persen, para ilmuwan menggabungkan tujuh belalang dan mendapatkan akurasi rata-rata mencapai 80 persen.

Dengan dana 750 ribu dolar AS dari Kantor Penelitian Angkatan Laut AS, belalang cyborg ini dapat digunakan dalam homeland security. 

Itulah hasi penelitian yang mengungkap kemampuan belalang dalam deteksi bahan peledak. Namun, para ilmuwan merasa masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB