Kenapa Tanggal 29 Februari Cuma Ada Tiap 4 Tahun Sekali? Ini Sejarahnya

Orang yang lahir tanggal 29 Februari termasuk "orang-orang elit".

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Jum'at, 28 Februari 2020 | 06:30 WIB
Ilustrasi 29 Februari. (Pixabay)

Ilustrasi 29 Februari. (Pixabay)

Hitekno.com - Jika kamu memperhatikan tanggal, terutama di bulan Februari, tanggal 29 hanya dijumpai 4 tahun sekali saja. Bagi kamu yang lahir pada tanggal 29 Februari, bersyukurlah, karena kamu masuk dalam kategori orang-orang "elit".

Bagaimana tidak, orang-orang yang lahir pada tanggal 29 Februari akan memperingati hari ulang tahunnya setiap empat tahun sekali.

Disebut dengan "Leapling", orang yang lahir pada Hari Kabisat hanya ada sekitar 5 juta orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Sejarah Baru, Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus di Kanada

Kemungkinan orang yang dilahirkan pada tanggal ini ada pada 1 dari 1461 kelahiran.

Beberapa orang terkenal diketahui lahir pada 29 Februari yaitu penyanyi legendaris Amerika Serikat, Dinah Shore (lahir 1916), artis hip-hop Ja Rule (lahir 1976), aktor film The Godfather Alex Rocco (lahir 1936), dan pemain Liga Inggris Darren Ambrose (lahir 1984).

Dhea Annisa alias Dhea Imut. (Instagram/ deaaannisa)
Dhea Annisa alias Dhea Imut. (Instagram/ deaaannisa)

Di Indonesia sendiri kita mengenai sastrawan legendaris NH Dini (1936) dan artis cilik Dea Imut (lahir 1996).

Baca Juga: Benarkah Hamburger Ditemukan Bangsa Romawi pada Abad ke-4?

Mungkin itu sebabnya Dhea Annisa (nama asli Dea Imut) dijuluki "Imut" karena hanya merayakan ulang tahun sebanyak 4 tahun sekali.

Pada tanggal 29 Februari 2020, Dea Imut sudah berumur 24 tahun. Namun ia hanya merayakan ulang tahun sebanyak 6 kali saja dalam hidupnya.

Kalimat sebelumnya bernada bercanda, sehingga kali ini kita akan membahas lebih serius mengenai "sejarah Tahun Kabisat" yang membuat tanggal 29 Februari hanya ada satu dalam waktu 4 tahun sekali.

Baca Juga: Bangkai Kapal Romawi Ditemukan di Dasar Laut, Banyak Benda Kuno di Dalamnya

Dikutip dari Wikipedia bersumber pada buku berjudul "Astronomical Algorithims", dalam satu tahun, tidak secara persis terdiri dari 365 hari melainkan 365 hari 5 jam 48 menit 45,1814 detik.

Ilustrasi Leap Day atau Tahun Kabisat. (Pixabay/ Mike Dibos)
Ilustrasi Leap Day atau Tahun Kabisat. (Pixabay/ Mike Dibos)

Jika ini tidak dihiraukan, maka setiap empat tahun sekali kita akan kekurangan hampir 1 hari (tepatnya 23 jam 15 menit 0,7256 detik).

Maka untuk mengkompensasi hal ini, setiap 4 tahun sekali (tahun yang bisa dibagi 4), diberi 1 hari ekstra, atau yaitu pada tanggal 29 Februari.

Baca Juga: Patung Kaisar Tersukses Romawi Ditemukan di Turki, Begini Ceritanya

Tahun 2020 merupakan Tahun Kabisat karena angkanya habis dibagi 4, sehingga ada tanggal 29 di bulan Februari ini.

Syarat penentuan Tahun Kabisat yang lebih rinci ada di dalam link ini.

Tahun Kabisat menurut definisi di atas mulai ada sejak diluncurkannya kalender Gregorian (1582).

Detail di makam Paus Gregorius XIII menggambarkan perayaan pengenalan kalender Gregorian. (Wikipedia/ Rusconi)
Detail di makam Paus Gregorius XIII menggambarkan perayaan pengenalan kalender Gregorian. (Wikipedia/ Rusconi)

Sejarah Tahun Kabisat atau dikenal sebagai Leap Day, lahir berawal dari kekesalan Julius Caesar.

Ia merasa bahwa penanggalan saat itu tidak menunjukkan musim yang tepat.

Petinggi Romawi itu dikenal sebagai "Father of Leap Year" atau "Bapak Tahun Kabisat" karena ia berada di belakang pencetusan kabisat pada 45 SM.

Awalnya, bangsa Romawi memiliki kalender 355 hari. Untuk menjaga agar festival tetap berlangsung sekitar musim yang sama setiap tahun, 22 atau 23 hari dibuat setiap satu atau dua bulan pada tahun kedua.

Selama masa hidupnya di Mesir, Julius Caesar mengakui keunggulan pada penanggalan yang ada di sana.

Patung Julius Caesar. (Wikipedia/ Andrew Bossi)
Patung Julius Caesar. (Wikipedia/ Andrew Bossi)

Penanggalan setahun menampilkan 365 hari dan bulan selingan sesekali yang dimasukkan ketika para astronom mengamati kondisi tertentu di bintang-bintang.

Melansir dari History.com, Julius Caesar memutuskan untuk menyederhanakan hal-hal di atas dan menambahkan hari ke bulan yang berbeda dalam setahun untuk membuat kalender 365 hari.

Perhitungan sebenarnya dibuat oleh filsuf sekaligus astronom Romawi kuno bernama Sosigenes.

Setiap tahun keempat setelah hari ke 28 Februarius (29 Februari) satu hari ditambahkan, menjadikan setiap tahun keempat tahun kabisat.

Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII semakin menyempurnakan kalender dengan aturan bahwa hari kabisat akan terjadi pada tahun mana saja yang dapat dibagi dengan 4 seperti dijelaskan di atas.

Itulah tadi sejarah dan alasan harus adanya tanggal 29 Februari setiap 4 tahun sekali, apakah kamu juga lahir di tanggal 29 Februari?

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB