Tak Seperti Sekarang, Dahulu Kala Bumi Berputar Lebih Cepat

Pada akhir era zaman dinosaurus, Bumi tercatat berputar pada porosnya sebanyak 372 kali dalam satu tahun.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Jum'at, 13 Maret 2020 | 08:30 WIB
Perbandingan ukuran planet Gonggong, Bumi, dan Bulan. (Wikipedia commons/ Wyattmars)

Perbandingan ukuran planet Gonggong, Bumi, dan Bulan. (Wikipedia commons/ Wyattmars)

Hitekno.com - Umumnya manusia di dunia mengira jika durasi dalam satu hari merupakan 24 jam, tapi dulu Bumi berputar lebih cepat dari sekarang. 

Pada akhir era zaman dinosaurus, Bumi tercatat berputar pada porosnya sebanyak 372 kali dalam satu tahun. Sedangkan saat ini, Bumi berputar sebanyak 360 kali setahunnya.

Jadi dapat disimpulkan, lama waktu dalam satu hari pada masa itu berlangsung selama satu 23,5 jam, atau setengah jam lebih cepat dari sekarang.

Baca Juga: Disuapi Buah, Member Boyband Winner Ini Nyaris Makan Salak Sekulitnya

Temuan ini sendiri sudah dimuat dan dipublikasikan dalam AGU's journal Paleoceanography and Paleoclimatology. Mulanya, temuan ini terungkap dari sebuah studi baru tentang fosil cangkang moluska dari zaman Cretaceous akhir.

Moluska kuno memiliki pertumbuhan yang lebih cepat. Untuk studi baru ini, ilmuwan menggunakan laser untuk mencari sampel irisan cangkang kecil agar bisa menghitung cincin pertumbuhan dengan lebih akurat, ketimbang menggunakan mikroskop.

Lewat pertumbuhan cincin ini, para peneliti bisa menentukan jumlah hari dalam setahun dan lebih akurat menghitung panjang hari 70 juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Beli Roti Sisir tapi Nggak Dimakan, Kelakuan Netizen Ini Bikin Ngakak

Ilustrasi bumi. [shutterstock]
Ilustrasi bumi. [shutterstock]

Studi baru ini juga menemukan bukti yang menguatkan bahwa moluska memiliki simbion fotosintesis yang mungkin telah memicu pembentukan karang-karang di zaman sekarang.

"Kami memiliki sekitar empat hingga lima titik data per hari, dan ini adalah sesuatu yang hampir tidak pernah Anda dapatkan dalam sejarah geologi. Kami pada dasarnya dapat melihat jalannya hari pada 70 juta tahun yang lalu. Ini sangat menakjubkan," kata Niels de Winter, seorang ahli geokimia analitik di Vrije Universiteit Brussel sekaligus penulis utama studi ini, seperti dilansir laman Sci-news, Kamis (12/3/2020).

Selain mengungkap durasi waktu dalam satu hari di masa lalu, analisis kimia dari kerang ini juga berhasil menemukan indikasi bahwa temperatur lautan cenderung lebih hangat pada akhir Cretaceous, yaitu mencapai 40 derajat Celsius pada musim panas dan menurun 30 derajat Celsius pada musim dingin.(Suara.com/Tivan Rahmat)

Baca Juga: CEK FAKTA: Warga China Rebutan Alquran Karena Uighur Kebal Virus Corona?

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB