Hitekno.com - Jumlah korban terinfeksi virus corona Covid-19 yang semakin meningkat di seluruh dunia membuat para ilmuwan bekerja sepanjang waktu untuk mengembangkan dan menguji perawatan dan vaksinnya dalam waktu dekat. Sebuah metode baru dikembangkan oleh ilmuwan di mana mereka meneliti kembali sampel darah pasien yang sembuh dari virus corona.
Sebanyak ribuan orang yang telah terinfeksi virus corona di New York membuat ilmuwan Amerika Serikat ikut bergerak cepat dalam melakukan penelitian.
Pada hari Senin (23/03/2020), Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengumumkan rencana tim ilmuwan untuk memanfaatkan plasma darah dalam pengobatan virus corona.
Baca Juga: Curhat Ibunya Stres di Tengah Isolasi Corona, Bocah Ini Malah Bikin Ngakak
Proses ini melibatkan pengumpulan plasma darah dari pasien yang telah sembuh dari virus corona.
Plasma darah yang mengandung antibodi terhadap SARS-CoV-2 akan dimanfaatkan oleh ilmuwan.
Ini akan diinfuskan ke orang yang masih melawan virus untuk membantu berkontribusi pada respon imun tubuh.
Baca Juga: Canggih, Ilmuwan Ungkap Paru-paru Pasien Corona Pakai Teknologi VR
Andrew Cuomo mengklaim bahwa beberapa tes sebelumnya dari tim ilmuwan berhasil merangsang dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.
"Ada beberapa tes yang menunjukkan ketika seseorang disuntik dengan antibodi, itu kemudian akan merangsang dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka terhadap penyakit tersebut. Ini hanya uji coba. Uji coba ini untuk orang-orang yang berada dalam kondisi serius, tetapi Departemen Kesehatan New York telah mengerjakan ini dengan beberapa agen perawatan kesehatan terbaik mereka sehingga cukup meyakinkan. Kami akan mulai pekan ini," kata Andrew Cuomo.
Dilansir dari IFLScience, perawatan di atas tidak sepenuhnya menggaransikan 100 persen berhasil.
Baca Juga: Selain Virus Corona COVID-19, Ini 5 Pandemi Terburuk dalam Sejarah
Selain itu ada risiko yang terkait dengan transfusi plasma, seperti memberikan pasien jenis darah yang salah atau secara tidak sengaja menularkan patogen lain.
Namun prosedur tersebut diklaim relatif aman asalkan darah disaring dari virus dan komponen lain yang dapat menyebabkan infeksi lebih lanjut.
Dalam kasus virus corona, percobaan untuk metode ini telah dilakukan sebelumnya melalui studi percontohan di China.
Baca Juga: Ketika Ramai Lawan Virus Corona, WHO Malah Jadi Sasaran Hacker Elit
Pada sebuah jurnal di MedRxiv, disebutkan bahwa 10 kasus parah yang menerima pengobatan plasma, lima di antaranya menunjukkan peningkatan antibodi yang signifikan sesaat setelah tranfusi.
Dalam kurun waktu seminggu, virus tidak terdeteksi pada tujuh orang pasien.
Dr Arturo Casadevall, seorang ahli imunologi di Johns Hopkins University juga menganjurkan penggunaan metode ini ketika pandemi dunia sudah semakin parah.
Hanya waktu yang akan membuktikan apakah perawatan ini (menggunakan plasma darah) memiliki kemampuan untuk membantu mengurangi dampak virus corona atau tidak.