Ilmuwan Hitung Berapa Nyawa yang Terselamatkan Berkat Physical Distancing

Ilmuwan kembangkan kalkulator khusus demi menghitung nyawa yang terselamatkan berkat physical distancing.

Agung Pratnyawan

Posted: Selasa, 31 Maret 2020 | 15:30 WIB
Ilustrasi Physical Distancing. (Pixabay)

Ilustrasi Physical Distancing. (Pixabay)

Hitekno.com - Badan kesehatan dunia atau WHO, telah meminta dilakukan physical distancing dalam rangka mencegah penyebaran virus corona COVID-19. Seberapa efektifkah cara ini?

Imbauan melakukan physical distancing ini membuat sepertiga orang-orang di rumah diyakini telah menetap dan beraktivitas di rumah.

Keputusan pribadi untuk tetap tinggal di dalam, rupanya dapat berdampak pada kurva melalui kalkulator baru yang dikembangkan oleh ahli matematika.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Pemicu COVID-19 Ada di Tubuh Manusia Sejak Puluhan Tahun Lalu

Kalkulator ini didasarkan pada hasil penelitian terbaru tentang kelayakan mengendalikan pandemi COVID-19. Mengacu pada berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan seseorang hanya dengan berdiam di rumah dan menjaga jarak.

"Baru-baru ini, saya membaca banyak cerita tentang 'meratakan kurva', tetapi bagaimana kita dapat membuat dampak sebagai individu? Inilah sebabnya saya membangun alat untuk menunjukkan kepada orang-orang kekuatan matematika dalam mengisolasi diri," ucap Anna Szczepanek, PhD dalam bidang Matematika dari Universitas Jagiellonian, Polandia, seperti dikutip laman IFL Science.

Untuk membuat kalkulator, tim ilmuwan menggunakan data dari simulasi sebelumnya oleh tim lain untuk memodelkan hasil dari 1.000 skenario wabah Corona menggunakan tujuh parameter.

Baca Juga: Tak Hanya Droplet, Ilmuwan Sebut Virus Corona Bisa Menular Lewat Air Mata

"Idenya adalah untuk mensimulasikan banyak kasus dan memeriksa bagaimana perubahan dalam parameter mengubah penyebaran rata-rata pandemi. Secara umum, model ini bekerja untuk penyakit menular, namun parameter awal dipilih khusus untuk COVID-19," tambah Szczepanek.

Ilustrasi stay home saat pandemi virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi stay home saat pandemi virus corona. (Pixabay)

Adapun titik data yang digunakan untuk mereplikasi kondisi saat ini mencakup jumlah kasus awal dalam wabah Corona yang baru terdeteksi. Pada saat itu, baru ada sekitar 20 orang di Wuhan, China.

Kemudian tetapkan nomor reproduksi atau jumlah orang yang secara langsung terinfeksi oleh satu orang. Dalam kasus COVID-19, angka ini diyakini antara 1,4 dan 3,8.

Baca Juga: Ilmuwan Peraih Nobel Prediksi Virus Corona Segera Berakhir?

Di sisi lain, kemungkinan seseorang tidak menunjukkan gejala. Artinya, mereka tidak menunjukkan gejala tetapi masih dapat menyebarkan virus. Diperkirakan sekitar 10 persen dalam kasus COVID-19.

Selanjutnya, hitung persentase orang yang dapat menyebarkan virus meskipun orang itu tidak memiliki gejala. Diperkirakan bahwa mungkin lebih dari satu dari sepuluh pasien akan terinfeksi oleh orang yang tidak memiliki gejala.

Jumlah ini sulit ditentukan karena para peneliti belum mengetahui tingkat infeksi secara global.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Begini Kondisi Paru-paru yang Digerogoti Virus Corona

Setelahnya, "keterlambatan proses isolasi" atau jumlah waktu sebelum seseorang terinfeksi dan memutuskan untuk mengisolasi juga perlu dipertimbangkan.

Masa inkubasi rata-rata untuk COVID-19 adalah sekitar lima hari, sehingga Szczepanek menyarankan pengaturan parameter antara lima dan 11 hari.

Terakhir, pertimbangkan seberapa jauh orang yang menjaga jarak bersedia untuk mengisolasi diri. Orang tersebut dapat memutuskan nilai antara 0 dan 100 persen.

Artinya, angka 100 persen menunjukkan isolasi total. Misalnya, seseorang yang melakukan 100 persen isolasi diri dapat menyelamatkan 399 orang dari infeksi dan 14 nyawa hanya dalam satu bulan.

"Tidak ada yang lebih efisien daripada isolasi diri di rumah. Dengan cara itu, kita dapat menghindari penyebaran virus. Ingatlah bahwa beberapa kasus tidak menunjukkan gejala dan bahkan Anda dapat menjadi pembawa virus yang tidak sadar sekarang! Jangan berkontribusi pada kematian manusia, tetaplah di rumah," kata Szczepanek.

Ilmuwan mengatakan bahwa kalkukator ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran publik, tentang pentingnya tinggal di rumah dan mengisolasi diri selama pandemi.

Para ilmuwan menambahkan bahwa orang perlu memperhatikan dampak dari keputusan mereka sendiri untuk menghindari peningkatan risiko.

Kalkulator online ini dapat diakses melalui tautan https://www.omnicalculator.com/health/social-distancing.

Itulah hasil kalkulasi ilmuwan yang menghitung berapa nyawa yang telah diselamatkan berkat physical distancing ini dari serangan virus corona. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB