Mirip Virus Corona, Dokter Pakai Kostum Seram Ini Saat Wabah Black Death ?

Kostum dokter ini diciptakan oleh Charles de l'Orme dengan bentuk yang cukup unik.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia

Posted: Jum'at, 03 April 2020 | 06:30 WIB
Kostum dokter saat wabah Black Death. (twitter/dhanzo)

Kostum dokter saat wabah Black Death. (twitter/dhanzo)

Hitekno.com - Selain virus corona, wabah hitam atau Black Death merupakan salah satu pandemi terhebat di dunia yang pernah terjadi. Saat Black Death terjadi, para dokter mengenakan kostum menyeramkan yang digunakan untuk menangani pasien wabah ini.

Sedikit throwback, Black Death pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 yaitu pada 1347 sampai 1351. Wabah ini membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa saat itu.

Penderita penyakit ini biasanya mengalami gejala yang disebut acral necrosis. Kulit penderita biasanya berubah menjadi hitam karena pendarahan subdermal.

Baca Juga: Terbukti Bukan Rekayasa Laboratorium, Virus Corona COVID-19 Evolusi Alami

Para ilmuwan menduga bahwa Black Death disebabkan oleh serangan wabah bubonik yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis dan disebarkan oleh lalat dengan bantuan tikus rumah.

Pendapat ini masih menjadi perdebatan yang cukup serius. Pasalnya, ada yang sependapat dan ada yang juga tidak sependapat dengan hal ini.

Kostum dokter saat wabah Black Death. (twitter/Herrreza)
Kostum dokter saat wabah Black Death. (twitter/Herrreza)

Walaupun tidak memiliki gejala yang sama persis dengan virus corona, banyak yang berpendapat bahwa virus corona dan Black Death sama-sama mematikan dan mengancam populasi manusia.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Erupsi Hari Ini, Tinggi Kolom Hingga 3.000 Meter

Seorang netizen dengan akun @Herrreza belum lama ini membagikan kostum seram yang disebutnya digunakan para dokter saat menangani pasien Black Death. Kostum dokter ini diciptakan oleh Charles de l'Orme dengan bentuk yang cukup unik.

Bagian wajah kostum ini nampak paruh burung yang digunakan sebagai tempat rempah dan bunga wangi. Rempah dan bunga wangi ini berfungsi untuk menutupi bau busuk dari mayat korban Black Death.

Selain itu, para dokter juga membawa tongkat kayu yang digunakan untuk menyentuh pasien saat pemeriksaan dilakukan.

Baca Juga: Sejak 28 Maret, BMKG Catat Ada 72 Kali Gempa Susulan Guncang Sulteng

Kostum dokter saat wabah Black Death. (twitter/Herrreza)
Kostum dokter saat wabah Black Death. (twitter/Herrreza)

Para dokter yang menangani pasien Black Death ini juga mengenakan topi kulit, kacamata, masker penutup leher, sarung tangan, jubah panjang, serta sepatu boots yang terbuat dari kulit.

Tidak diketahui apa yang membuat para dokter ini mengenakan kostum seram tersebut untuk menangani pasien Black Death. Diduga kuat karena penyakit ini menyerang kulit, perlengkapan lengkap ini sengaja digunakan untuk menghindari penyebaran penyakit itu.

Pada masanya, Black Death membawa efek besar pada Eropa secara khusus dan dunia secara umum. Belajar dari pandemi-pandemi sebelumnya, diharapkan agar penanganan terbaik untuk virus corona segera ditemukan oleh para ilmuwan dan pemerintah.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Ada Hewan Langka Berkeliaran saat India Lockdown?

Mengenai kebenaran para dokter yang mengenakan kostum seram saat wabah Black Death ini memang tidak diketahui. Pasalnya, mengutip dari Historyanswers.co.uk, tidak ada bukti sejarah mengenai hal ini. Sejauh ini hanya rumor yang membenarkan hal tersebut.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB