Punya Tubuh Raksasa, Beruang Gua Purba Punah Karena Faktor Ini

Beruang gua purba mempunyai rata-rata berat tubuh mencapai 1 ton.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 08 April 2020 | 08:30 WIB
Ilustrasi beruang gua. (Pixabay/ Jordana C Frade Jordana)

Ilustrasi beruang gua. (Pixabay/ Jordana C Frade Jordana)

Hitekno.com - Manusia prasejarah hidup dengan dikelilingi makhluk-makhluk menakutkan seperti hewan raksasa. Salah satu hewan purba raksasa yang menjadi fokus penelitian ilmuwan adalah beruang gua purba (Ursus spelaeus).

Hewan purba tersebut terkenal karena ukurannya yang sangat besar, bahkan rata-rata berat tubuh mereka mencapai satu ton.

Fosil beruang gua relatif umum di seluruh Eropa dan Asia karena mereka begitu banyak yang mati saat hibernasi.

Baca Juga: Suhu Bumi Menghangat, Siklus Tidur Beruang di Dunia Terganggu

Namun kita hanya tahu sedikit tentang mereka, termasuk diet yang mereka lakukan.

Mereka telah disarankan sebagai makhluk "pemulung" atau hewan herbivora murni.

Gambar A memperlihatkan tengkorak beruang yang bertahan hidup sementar gambar B memperlihatkan tengkorak beruang yang punah. (Jurnal Science Advance)
Gambar A memperlihatkan tengkorak beruang yang bertahan hidup sementar gambar B memperlihatkan tengkorak beruang yang punah. (Jurnal Science Advance)

Penelitian gabungan tim ilmuwan dari University at Buffalo New York dengan tim ilmuwan dari University of Malaga berhasil menguak alasan mengapa beruang gua purba punah dari muka Bumi.

Baca Juga: Beruang Kutub Jadi Korban Corat-coret, Potretnya Bikin Miris

Sebagai referensi, beruang gua purba merupakan hewan yang hidup di sekitar Eropa dan Asia serta mulai punah pada 24 ribu tahun lalu.

Penelitian terbaru mengenai penyebab punahnya beruang gua purba telah diterbitkan di jurnal Science Advances.

Menurut rilis resmi dari University at Buffalo, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beruang gua terutama yang herbivora setidaknya hidup 100.000 hingga 20.000 tahun yang lalu.

Baca Juga: Lima Beruang Hitam Memasuki Sekolah, Petugas Terpaksa Membunuh Mereka

Tetapi bahkan selama periode pendinginan, ketika produktivitas vegetasi berkurang, beruang-beruang ini tidak mengubah diet mereka.

Ruang sinus besar yang ada pada beruang gua purba diprediksi menjadi faktor kepunahan mereka. (University of Malaga/ Alejandro Pérez-Ramo)
Ruang sinus besar yang ada pada beruang gua purba diprediksi menjadi faktor kepunahan mereka. (University of Malaga/ Alejandro Pérez-Ramo)

Para peneliti berpendapat bahwa diet yang tidak fleksibel ini, dikombinasikan dengan kompetisi untuk memperebutkan gua oleh manusia, adalah penyebab kepunahan mereka.

Selain itu, menggunakan pemodelan biomekanik peneliti menyimpulkan bahwa beruang gua mengembangkan sinus yang lebih besar untuk bertahan di zaman es.

Baca Juga: Unik Abis, Kontes Beruang Tergemuk Bikin Netizen Kagum

Dikutip dari IFLScience, sinus paranasal mereka, rongga berisi udara di bagian depan tengkorak, mungkin adalah penyebab dari kehancuran mereka.

Sinus paranasal adalah sinus (rongga) yang berada pada tulang sekitar nasal (hidung).

Penyebab kepunahan mereka diperdebatkan dengan dua tersangka utama yaitu perubahan iklim (dalam hal ini, bagian dingin dari zaman es) dan persaingan dengan manusia purba.

Perbandingan ukuran sinus antara beruang purba yang punah dan beruang yang berhasil bertahan. (Jurnal Science Advance)
Perbandingan ukuran sinus antara beruang purba yang punah dan beruang yang berhasil bertahan. (Jurnal Science Advance)

Dalam menghadapi dinginnya zaman es, sinus paranasal berkembang lebih besar daripada spesies beruang yang bertahan hidup saat ini.

Ketika sistem sinus berkembang, itu menghasilkan pengurangan ukuran tulang terhadap ukuran tengkorak sehingga menyebabkan kurangnya dukungan struktural untuk mengunyah.

Ruang sinus paranasal besar dapat digunakan untuk menampung nitrogen oksida, yang digunakan hewan hibernasi untuk menekan metabolisme mereka.

Lebih banyak ruang memungkinkan kontrol metabolisme yang lebih besar. Namun sayangnya, beruang gua purba ternyata menemui atas apa yang disebut "jalan buntu evolusi".

Sistem sinus yang berkembang ternyata bukan hal utama yang mereka butuhkan untuk berhasil mempertahankan hidup sehingga peneliti menyimpulkan bahwa kondisi sinus tersebut sebagai salah satu kemungkinan dari faktor punahnya beruang gua purba.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB