Hitekno.com - Dikabarkan China tengah membangun teleskop radio terbesar di Asia dengan antena berdiameter 70 m, perangkat ini digunakan untuk menerima data dari misi eksplorasi Mars pertamanya akan diharapkan bakal diluncurkan pada 2020.
Diberi nama Tianwen-1, China berharap dapat mengorbit, mendarat, dan menjelajahi Mars dalam satu misi.
Teleskop yang memiliki antena seukuran sembilan lapangan basket itu dibangun National Astronomical Observatories dari Akademi Ilmu Pengetahuan China di Distrik Wuqing, Tianjin.
Baca Juga: Waduh, Game PC Assassins Creed Valhalla Tidak Meluncur ke Steam?
Menurut Li Chunlai, wakil kepala perancang misi eksplorasi Mars pertama China, mengatakan bahwa teleskop ini akan menjadi fasilitas utama yang menerima data ilmiah yang dikirim kembali oleh misi di planet yang berjarak 400 km dari Bumi itu.
Li Chunlai menambahkan bahwa pengiriman data akan menghadapi tantangan yakni lemahnya sinyal, mengingat jarak yang sangat jauh.
China sebelumnya telah berhasil meluncurkan empat wahana luar angkasa yang menyasar Bulan dan menyelesaikan misi mengorbit serta mendarat di Bulan.
Baca Juga: Heboh Nasi Goreng Dicampur Nutrisari, Netizen: Ini Sebuah Dosa Besar!
Namun, jarak antara Bulan dan Bumi sekitar 360.000 kilometer hingga 400.000 kilometer, sedangkan jarak antara Mars dan Bumi sekitar 56 juta kilometer hingga 400 juta kilometer. Dengan kata lain, jarak Bumi-Mars terpanjang adalah 1.000 kali antara Bumi dan Bulan.
"Oleh karena itu tantangan terbesarnya adalah menerima sinyal yang sangat lemah dari Mars," ucap Li Chunlai, seperti yang dikutip dari Space Daily.
Ia mengatakan bahwa teleskop ini akan bekerja bersama dengan tiga teleskop lainnya yang ada di Beijing dan Kota Kunming, China selatan. Dan pembangunan teleskopnya sendiri telah dimulai pada Oktober 2018. Banyak teknologi baru telah digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi gangguan.
Baca Juga: Sempat Menganga, Lubang Ozon di Kutub Utara Dilaporkan Mulai Tertutup
Eksplorasi Mars tidak hanya akan menyelidiki apakah ada kehidupan di planet itu, namun membantu menjelaskan sejarah evolusi dan tren perkembangan Bumi di masa depan, serta mencari ruang hidup yang potensial bagi manusia.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)