Terinspirasi dari Burung Merak, Ilmuwan Siapkan Sensor Pintar Masa Depan

Kristal fotonik bisa menjadi cikal bakal sensor pendeteksi gempa dan sensor sidik jari di masa depan.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Kamis, 21 Mei 2020 | 09:45 WIB
Ilustrasi bulu burung merak. (Pixabay/ Alexas_Fotos)

Ilustrasi bulu burung merak. (Pixabay/ Alexas_Fotos)

Hitekno.com - Bulu burung merak ternyata membantu ilmuwan untuk mendapatkan inspirasi ketika mengembangkan smart sensor atau sensor pintar di masa depan.

Tim ilmuwan internasional telah mengembangkan bahan inovatif seperti opal yang terinspirasi oleh sayap kupu-kupu dan bulu merak.

Para ilmuwan dari Universities of Surrey dan Universities of Sussex telah mengembangkan kristal fotonik fleksibel yang dapat berubah warna.

Baca Juga: Begini Cara Kerja WeChat Sensor Kata Kunci Terkait Hoaks Virus Corona

Kristal fotonik tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan sensor yang memperingatkan kapan gempa akan terjadi berikutnya.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal terbuka Advanced Functional Materials, menjelaskan bahwa kristal dengan harga rendah ini memiliki kemampuan untuk merespons secara sensitif terhadap cahaya, suhu, regangan, atau rangsangan fisik dan kimia lainnya.

Gambar optik dan mikro internal kristal koloid ditingkatkan dengan graphene. (Jurnal Advanced Functional Materials)
Gambar optik dan mikro internal kristal koloid ditingkatkan dengan graphene. (Jurnal Advanced Functional Materials)

Para peneliti menguraikan metode untuk menghasilkan kristal fotonik yang mengandung sejumlah kecil graphene.

Baca Juga: Air Minum Makin Langka di Bumi, Bisa Picu Konflik di Masa Depan

Graphene yang ada menghasilkan kualitas yang diinginkan dengan hasil yang dapat diamati secara langsung oleh mata telanjang.

Sangat hijau di bawah cahaya alami, sensor yang sangat serbaguna berubah warna menjadi biru ketika diregangkan atau berubah transparan setelah dipanaskan.

"Penelitian ini memberikan demonstrasi eksperimental pertama dari opal berbasis polimer yang kuat secara mekanis namun lunak, mandiri, dan fleksibel di mana mengandung graphene murni. Meskipun kristal ini indah untuk dilihat, kami juga sangat bersemangat tentang dampak besar yang dapat mereka buat untuk kehidupan manusia," kata Izabela Jurewicz, ilmuwan fisika dari Universities of Surrey pada press release-nya.

Baca Juga: Qualcomm Kenalkan 3D Sonic Max, Sensor Sidik Jari Tercanggih!

Para peneliti percaya pekerjaan mereka dapat digunakan di berbagai bidang.

Sebagai contoh, dalam kemasan yang cerdas, kristal-kristal tersebut dapat mengindikasikan secara real-time apakah makanan atau obat yang mudah rusak telah mengalami perubahan di masa lalu.

Variasi dalam morfologi kristal dengan deformasi dan perubahan terkait dalam posisi band berhenti. (Jurnal Advanced Functional Materials)
Variasi dalam morfologi kristal dengan deformasi dan perubahan terkait dalam posisi band berhenti. (Jurnal Advanced Functional Materials)

Di bidang perawatan kesehatan, bahan tersebut dapat digunakan bersama dengan biomolekul dalam membuat tes yang sangat sensitif untuk virus pernapasan.

Baca Juga: Kecoa Mulai Berevolusi, Kemampuan Mereka "Tak Terbendung" di Masa Depan

Dikutip dari IFLScience, kristal-kristal itu bahkan dapat dikenakan oleh pemain olahraga untuk membantu meningkatkan teknik mereka, karena perbedaan warna mengindikasikan perubahan intensitas kekuatan.

Bahkan dalam pengembangan lebih lanjut, materi kristal bisa menjadi cikal bakal sensor pendeteksi gempa secara dini dan sensor sidik jari yang lebih sensitif.

Untuk menghasilkan sifat-sifat perubahan warna dari bahan penelitian baru, ilmuwan terinpirasi oleh alam.

Pada beberapa makhluk, permukaan mikro terstruktur mereka mengganggu cahaya untuk menghasilkan warnanya.

Bulu ekor burung merak bisa menampilkan efek warna berbeda. (Pixabay/ analogicus)
Bulu ekor burung merak bisa menampilkan efek warna berbeda. (Pixabay/ analogicus)

Bulu ekor burung merak misalnya, mereka berpigmen cokelat tetapi struktur mikroskopisnya menyebabkan mereka juga memantulkan cahaya biru, pirus, dan hijau.

Pewarnaan struktural sering menciptakan fenomena perubahan warna yang nyata dari "Iridescence", yang ditiru oleh para peneliti seperti materi opal.

Fenomena Iridescence merupakan fenomena permukaan tertentu yang secara bertahap berubah warna ketika sudut pandang atau sudut iluminasi berubah, misalnya pada sayap kupu-kupu dan bulu ekor burung merak.

Memikat dan fungsional, peneliti berharap bahwa teknologi di atas akan dibawa ke pasar dalam waktu dekat sehingga bisa menjadi smart sensor atau sensor pintar generasi berikutnya.

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB