Hitekno.com - Jamur di dataran tinggi Tibet, Yartsa Gunbu mendapat predikat sebagai parasit termahal di dunia. Jamur per pound (0,454 kilogram) dihargai 50.000 dollar atau setara Rp 800 juta, gokil!
Kerabat dekat parasit tropis yang menyerang semut dan mengubahnya menjadi zombie ini ditemukan dapat menginfeksi serangga pemakan akar tanaman.
Jamur ini akan memakan larva dan membuatnya sekarat seperti terkurung dalam selang. Selang ini yang kemudian mencuat ke tanah, dan membuat orang bisa menemukan parasit termahal ini.
Baca Juga: Bakar Ikan Fugu, Penampakannya Malah Bikin Kesal Netizen
Jamur ini kemudian di jual petani dengan harga murah, dan berubah menjadi mahal setelah prosesnya melewati beberapa perantara. Bahkan harganya bisa lebih mahal 3 kali dari harga emas.
Mengutip Odditycentral, Jumat (22/5/2020) Yartsa Gunbu berarti 'rumput musim panas, cacing musim dingin'. Deskripsi sederhana yang mengambarkan siklus jamur tersebut.
Proses mencari dan memanen jamur ini terbilang cukup sulit. Bukan hanya tangkai yang sulit dikenali, tapi tanah yang keras untuk menemukan Yartsa Gunbu menjadi tantangan tersendiri, karena harus memanennya tanpa merusak tangkainya.
Baca Juga: Bermaafan via Digital, Ini Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri untuk WA
Seperti diketahui dataran tinggi Tibet memiliki tanah yang sangat kering, sehingga memanen Yartsa Gunbu adalah cara terbaik bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambahan tahunan.
Di Bhutan misalnya, perdagangan jamur merupakan bagian terpenting dari produk domestik bruto. Banyak desa di Tibet menjadikan memanen jamur sebagai salah satu cara mereka bertahan hidup.
Meski mereka biasanya hanya menjual beberapa ratus dollar per pound, tapi pendapatan tersebut jadi pendapatan terbesar tahunan mereka.
Baca Juga: Dalam Tahap Uji Coba, Begini Cara Mengontrol Interaksi di Twitter
Di sisi lain, setelah melewati beberapa perantara, jamur yang biasa digunakan sebagai doping atau viagra ini dijual dengan harga yang melonjak drastis, dan ini ramai peminat di kota-kota besar China.(Suara.com/Dini Afrianti Efendi)