NASA: Matahari Semburkan Radiasi Terbesar Sejak 2017

Pada 29 Mei 2020, pukul 07:24 waktu setempat, sebuah plasma keluar dari daerah bintik Matahari.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia

Posted: Selasa, 02 Juni 2020 | 14:15 WIB
Ilustrasi Matahari. (Pixabay/ WikiImages)

Ilustrasi Matahari. (Pixabay/ WikiImages)

Hitekno.com - Matahari baru saja menunjakan gerak-gerik anehnya dengan menyemburkan radiasi terbesar sejak tahun 2017 lalu. Awal mula solar minimum Matahari?

Dalam laporan NASA pada 29 Mei 2020 lalu, Matahari diketahui menyemburkan radiasi besar yang ukurannya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan yang terjadi pada Oktober 2017 lalu.

Mengutip Forbes, aktivitas ini dapat menjadi tanda bahwa kini Matahari masuk dalam siklus baru dan akan meningkat ke aktivitas yang lebih tinggi dalam beberapa tahun mendatang, hal ini lalu perlu diantisipasi.

Baca Juga: Rusia Heran, Kenapa AS Girang saat SpaceX Sukses Bawa Astronot NASA ke ISS

Selama ini, Matahari memang menjadi teman manusia dan tidak menimbulkan kejanggalan apapun. Namun, ilmuwan mewaspadai terjadinya siklus aktivitas 11 tahun yang jelas saja akan terjadi.

Aktivitas ini bernama solar minimum Matahari. Fenomena ini ditandai dengan meningkatnya bintik Matahari dan aktivitas flare sebagai tanda pembuka dan penutup siklus baru.

Radiasi Matahari pada 29 Mei 2020. (NASA)
Radiasi Matahari pada 29 Mei 2020. (NASA)

Siklus Matahari pada dasarnya tergantung pada medan magnet Matahari. Saat medan magnet Matahari berada pada titik terlemah, saat itu terjadi solar minimum Matahari.

Baca Juga: 4 Berita Terkini: Crew Dragon SpaceX Bawa Astronot NASA ke ISS

Tahun 2017 lalu, NASA memang telah memprediksi bahwa solar minimum Matahari akan terjadi antara tahun 2019 sampai 2020 ini. Desember 2019 lalu, Panel Prediksi Siklus Matahari, NOAA menyebutkan bahwa siklus baru Matahari terjadi pada April 2020.

Melansir dari Science Alert, pada 29 Mei 2020, pukul 07:24 waktu setempat, sebuah plasma keluar dari daerah bintik Matahari. Dapat terlihat jelas bahwa ada lonjakan radiasi mirip api yang melompat keluar dari sepanjang garis medan magnet Matahari.

Ilustrasi matahari. (pixabay/qimono)
Ilustrasi matahari. (pixabay/qimono)

Diketahui plasma radiasi mirip api ini adalah suar kelas-M yang disebut merupakan suar terkuat kedua yang pernah muncul.

Baca Juga: Crew Dragon SpaceX Tiba di ISS, Dua Astronot NASA Dapat Sambutan Hangat

Jika suar kelas-M ini mengarah ke Bumi maka menimbiilkan pemadaman radio di bagian kutub serta badai radiasi yang berbahaya bagi astronot. Walaupun begitu, beruntung, suar ini tidak mengarah ke Bumi karena kapasitasnya yang cenderung kecil.

NASA menyebutkan bahwa radiasi yang dipancarkan dari Matahari termasuk kecil dengan kecepatan hanya M1.1 pada skala 10-titik. Jadi, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan namun tetap dalam pemantauan khusus.

Baca Juga: 4 Berita Terkini: SpaceX Sukses Kirim Astronot NASA ke Orbit

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB