Hitekno.com - Situs suku Maya tertua dan terbesar yang merupakan sebuah platform buatan raksasa yang digunakan sekitar 3.000 tahun lalu untuk memahami astronomi dan Bumi di alam semesta berhasil ditemukan para arkeolog.
Situs Aguada Fénix ditemukan para arkeolog di wilayah Meksiko Tabasco, tidak jauh dari Sungai Usumacinta. Penemuan ini menggunakan survei udara yang dilengkapi dengan LiDAR, terknologi pemindaian laser yang dapat mengambil fitur lansekap lama yang telah hilang karena terhalang oleh pertumbuhan hutan selama berabad-abad.
Dilaporkan dalam jurnal Nature, survei tim LiDAR mengungkapkan bahwa struktur monumental terdiri dari platform buatan setinggi 15 meter berukuran 1.413 meter utara ke selatan dan di bawah 400 meter timur ke barat, dikelilingi oleh setidaknya sembilan jalan lintas memanjang dari platform. Jika dilihat dari sudut tajam dan garis lurus struktur, para ilmuwan mengatakan ini jelas dibuat oleh manusia dan bukan proses geologi alami.
Baca Juga: Raisa Minta Edit Foto di GBK Pas Manggung, Hasilnya Malah Bikin Ngakak
"Dalam hal volumenya, ini adalah bangunan terbesar sepanjang sejarah pra-sejarah dari wilayah Maya. Volumenya 3,8 juta meter kubik, lebih besar dari piramida besar Giza, mesi, yang hanya 2,6 juta meter kubik," ucap Takeshi Inomata, profesor di School of Anthropology Arizona dan penulis utama penelitian, seperti dikutip dari IFL Science, Minggu (7/6/2020).
Penanggalan radiokarbon dari hampir 70 sampel dari daerah tersebut menunjukkan bahwa bangunan itu berumur sekitar 3.000 tahun, mungkin dibangun antara 1.000 SM dan 800 SM, yang menjadikannya sebagai struktur monumental tertua yang ditemukan di daerah Maya sejauh ini.
Alasan mengapa suku Maya membuat proyek pembangunan ini kemungkinan digunakan sebagai platform pangamatan astronomi, seperti pengamatan Matahari terbit di titik balik Matahari musim panas dan musim dingin.
Baca Juga: Terpopuler: Game Populer Android Juni 2020 dan Potret Ganjar Pranowo
Penanggalan situs ini memiliki beberapa implikasi besar dalam apa yang manusia saat ini ketahui tentang bagaimana suku Maya awal bertransformasi dari pengumpul-pemburu menjadi masyarakat pertanian yang menetap. Mengingat bahwa Aguada Fénix berasal dari masa sebelum pembangunan desa-desa kecil di dataran rendah Maya, para ilmuwan berpendapat itu menunjukkan peradaban Maya berkembang setelah pertemuan komunal.
Para arkeolog sebelumnya berpikir bahwa pertemuan massa dan monuman kolosal seperti yang baru ditemukan ini hanya terjadi setelah perkembangan kehidupan yang tidak menentu di permukiman teroganisir. Namun, penemuan ini menunjukkan sebaliknya.
Selain itu, Aguada Fénix tidak menunjukkan tanda-tanda hierarki sosial yang ketat atau indikator yang jelas tentang ketidaksetaraan sosial, seperti patung individu berstatus tinggi. Ini juga menunjukkan bahwa pembangunan situs ini bukan diperintahkan oleh elit tiran, tetapi oleh rakyat sendiri.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Baca Juga: Spektakuler, Jepang Siapkan Hujan Meteor Buatan untuk Olimpiade 2021