Lagi, Sinyal Radio Misterius Datang dari Luar Angkasa

FRB merupakan misteri kosmos yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Selasa, 09 Juni 2020 | 18:30 WIB
Ilustrasi sinyal atau gelombang. (Pixabay/ Ramyar Rasooli )

Ilustrasi sinyal atau gelombang. (Pixabay/ Ramyar Rasooli )

Hitekno.com - Sinyal radio misterius yang dikenal sebagai FRB merupakan misteri kosmos yang belum terpecahkan hingga saat ini. Sebuah penelitian mengungkapkan penangkapan sinyal misterius yang teridentifikasi pada pola 157 hari.

Fast Radio Burst atau FRB telah membuat ilmuwan dan astronom terpaku selama lebih dari satu dekade karena asal-usulnya yang belum jelas.

Penelitian baru yang telah diterbitkan oleh Monthly Notices of the Royal Astronomical Society mengungkapkan pulsa radio berenergi tinggi yang berhasil ditangkap oleh ilmuwan.

Baca Juga: Astronom Sebut Mars Bisa Berubah Jadi Planet Bercincin, Kok Bisa?

Sumber semburan ini, yang disebut FRB 121102, terletak di galaksi kerdil sekitar 3 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Pola baru yang terdeteksi berlangsung selama 157 hari, di mana FRB 121102 aktif selama 90 hari, kemudian benar-benar diam selama 67 hari.

Ilustrasi sinyal misterius dari luar angkasa. (Press Release Universitas Menchester/ Kristi Mickaliger)
Ilustrasi sinyal misterius dari luar angkasa. (Press Release Universitas Menchester/ Kristi Mickaliger)

Pola tersebut mengalami bias dan berulang dalam siklus 157 hari sekali.

Baca Juga: Temukan Bukti, Astronom Percaya Planet Baru Telah Dilahirkan

Sinyal FRB dengan pola 157 hari ini terdeteksi oleh para astronom di Universitas Manchester, yang menggunakan Teleskop Lovell untuk memantau FRB selama empat tahun terakhir.

Dalam press release yang dikeluarkan oleh Universitas Manchester pada hari Senin (08/06/2020), kehadiran sinyal yang teratur menyiratkan bahwa ledakan kuat terkait dengan gerakan orbital bintang masif, bintang neutron atau lubang hitam.

Dikutip dari Gizmodo, survei ini menangkap 32 semburan berbeda, yang bila dikombinasikan dengan data sebelumnya, akan mengungkapkan pola terperincinya.

Baca Juga: Astronom Temukan Lubang Hitam Langka, Berada di Luar Galaksi

Sinyal misterius FRB dengan pola pengulangan sangat rapi. (Jurnal arXiv)
Sinyal misterius FRB dengan pola pengulangan sangat rapi. Sinyal ditangkap dengan teleskop radio CHIME. (Jurnal arXiv)

Pertama kali ditemukan pada tahun 2007, sinyal FRB pernah dianggap disebabkan oleh peristiwa satu kali, seperti bintang yang meledak, tetapi penemuan FRB yang berulang telah memaksa untuk berpikir ulang.

Teori saat ini termasuk bintang-bintang neutron yang berputar dengan cepat dengan medan magnet yang kuat (dikenal sebagai magnetar), penggabungan benda super padat, lubang hitam supermasif, dan bahkan aktivitas peradaban ekstraterestrial.

"Ini adalah hasil yang menarik di mana kami percaya bahwa kami melihat modulasi ini dalam aktivitas burst. Mendeteksi periodisitas memberikan kendala penting pada asal semburan dan siklus aktivitas dapat menentang bintang neutron pendahulunya," kata Dr Kaustubh Rajwade, sang pemimpin penelitian dari Universitas Manchester.

Baca Juga: Astronom Deteksi Ada Ledakan Besar di Lubang Hitam, Berbahaya?

Ilustrasi sinyal FRB. (European Southern Observatory)
Ilustrasi sinyal FRB. (European Southern Observatory)

Astronom Universitas Harvard, Avi Loeb (yang tidak terlibat dalam penelitian), mengungkapkan bahwa itu kemungkinan ada kaitannya dengan bintang neutron muda atau mungkin bintang normal.

"Penjelasan paling alami untuk siklus 157 hari ini akan melibatkan objek sumber, seperti bintang neutron muda, di orbit sekitar objek pendamping. Kemungkinan lain, pendamping itu bukan bintang neutron tetapi bintang normal atau semacam bintang yang beratnya kira-kira sama beratnya dengan Matahari kita sendiri," kata Avi Loeb.

Penelitian mengenai sinyal radio misterius terbaru dari luar angkasa ini membuka pemahaman lebih terkait dengan sumber-sumber pengirimnya.

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB