Punya Berat 200 Kg, Cumi-cumi Raksasa Ini Terdampar di Pantai

Cumi-cumi Raksasa ini biasanya hidup di laut dalam.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Sabtu, 20 Juni 2020 | 06:00 WIB
Cumi-cumi raksasa (Iziko Museums/ Adele Grosse via Facebook Wayne Florence)

Cumi-cumi raksasa (Iziko Museums/ Adele Grosse via Facebook Wayne Florence)

Hitekno.com - Seekor cumi-cumi raksasa dari laut dalam ditemukan mati terdampar di pantai Afrika Selatan pada 7 Juni 2020. Ilmuwan masih menyelidiki alasan mengapa hewan yang biasanya hidup di kedalaman gelap lautan bisa terdampar di tepi pantai.

Spesimen cumi-cumi raksasa ini berukuran panjang sekitar 4,19 meter sehingga menjadikannya salah satu dari segelintir cumi-cumi raksasa yang pernah terdampar di tepi pantai.

Penampakan ini pertama kali ditemukan oleh pengunjung pantai bernama Richard Davies.

Baca Juga: Berbentuk Menyeramkan, Spesies Baru Hewan Laut Dalam Ditemukan Ilmuwan

Mengatakan kepada News 24, ia dan pengunjung pantai lain sebenarnya sudah berusaha menyeret cephalopoda ini ke dalam air.

Namun karena terlalu besar, mereka harus meninggalkan cumi-cumi raksasa mati di Teluk Britannia, Pantai Barat, Afrika Selatan.

Postingan mengenai penampakan cumi-cumi raksasa. (Facebook/ Wayne Florence)
Postingan mengenai penampakan cumi-cumi raksasa. (Facebook/ Wayne Florence)

"Itu menyedihkan karena aku bisa melihat ia sedang sekarat. Hewan ini masih memompa tinta dan aku sempat menyentuh salah satu tentakel yang kemudian menghisap tanganku. aku harus menggunakan kekuatan lebih untuk menyingkirkan tentakelnya," kata Richard Davies kepada News 24.

Baca Juga: Pada Kedalaman 4000 Meter, Spons Laut Dalam Ini Terekam "Bersin"

Menurut Davies, cumi-cumi raksasa ini mempunyai berat antara 200 hingga 300 kilogram.

Ahli biologi dari Museum Iziko Afrika Selatan telah mengambil spesimen ini dan mereka berencana meneliti cumi-cumi raksasa lebih lanjut.

Cumi-cumi raksasa (Iziko Museums/ Adele Grosse via Facebook Wayne Florence)
Cumi-cumi raksasa (Iziko Museums/ Adele Grosse via Facebook Wayne Florence)

Dikutip dari IFLScience, pada Februari 2020 lalu, ilmuwan berhasil merekam cumi-cumi raksasa di kedalaman 442 meter bawah laut.

Baca Juga: 7 Penampakan Ikan Laut Dalam yang Menyeramkan, Bikin Meriding Melihatnya

Hewan raksasa itu berukuran hampir 4 meter (lengkap dengan tentakel) dan berhasil direkam pada laut dalam.

Cumi-cumi raksasa (Architeuthis) adalah hewan yang sangat sulit ditangkap, dan hewan ini pertama kali direkam pada tahun 2006.

Cumi-cumi raksasa akan diteliti lebih lanjut oleh ilmuwan. (Facebook/ Wayne Florence)
Cumi-cumi raksasa akan diteliti lebih lanjut oleh ilmuwan. (Facebook/ Wayne Florence)

Hidup di kedalaman antara 300 hingga 1.000 meter dan mereka dianggap mampu tumbuh dengan panjang hingga 20 meter, namun mereka biasanya hanya mampu hidup sekitar lima tahun.

Baca Juga: Ditemukan Ikan Naga Laut Dalam, Wujudnya Menyeramkan!

Kembali ke spesimen yang terdampar di pantai Afrika Selatan, para ahli percaya bahwa hewan itu berusia kurang dari dua tahun.

Peristiwa terdamparnya cumi-cumi raksasa merupakan hal yang langka, tapi bukan pertama kalinya terjadi di Afrika Selatan.

Kembali pada tahun 1992, misalnya, seekor cumi-cumi raksasa berukuran 9,1 meter (30 kaki) ditemukan di Kommetjie, Cape Town, Afrika Selatan.

Wayne Florence, kurator invertebrata laut di Museum Iziko mengungkapkan bahwa ilmuwan akan membedah spesimen cumi-cumi raksasa untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB