Hitekno.com - Harta karun yang diberikan alam ditemukan oleh ilmuwan yang merupakan fosil ikan yang berisi endapan logam mulia. Temuan ini ditemukan di sekitar laut Minamitorishima, China, di mana endapan ditemukan lebih dari 5 km di bawah permukaan laut.
Para ilmuwan menemukan harta karun yang diberikan oleh alam di dalam fosil ikan yang berisi endapan logam mulia. Penemuan ini ditemukan di laut sekitar Minamitorishima, China, di mana endapan ditemukan lebih dari 5 km di bawah permukaan laut.
Fenomena ini adalah hasil dari perubahan iklim global kuno dikombinasikan geologi bawah laut, yang memaksa populasi ikan purba ke lokasi tertentu di laut. Ketika ikan-ikan itu mati dan mulai menjadi fosil, ikan itu mengumpulkan unsur-unsur yang disimpan di samping fosil ikan di dasar samudera.
Baca Juga: Paket Tertukar, Netizen Ini Beli Barang Rp 50 Ribu yang Datang Malah iPad
Unsur-unsur yang tersimpan ini biasanya akan tetap menyebar di lautan, tetapi fosilisasi ikan menyebabkannya terakumulasi di dalam fosil. Asosiasi fosil ikan dan logam langka telah diketahui sebelumnya, tetapi ini pertama kalinya para ahli memahami mengapa hubungan itu bisa terjadi.
Selain menjadi penemuan yang menarik, logam langka adalah bahan utama dalam produksi berbagai mesin, termasuk baterai yang bisa diisi ulang sampai turbin angin. Saat ini, sebagian besar pasokan dunia berasal dari tambang di China, tetapi ada harapan bahwa lautan bisa memasok kelebihan unsur-unsur berharga.
"Kita bisa meningkatkan cara kita menemukan deposit masa depan. Kita dapat menargetkan kaki gunung laut besar di dasar laut, banyak di antaranya didistribusikan dari Samudera Pasifik Utara bagian barat ke Samudera Pasifik Tengah, sehingga secara teori mampu diakses oleh Jepang," ucap Profesor Junichiro Ohta, seperti dikutip dari IFL Science pada Senin (22/6/2020).
Baca Juga: Jadi Kamera Keamanan Hingga GPS, Ini 5 Cara Manfaatkan HP Jadul Kamu
Para ilmuwan menyoroti masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan mengenai cara logam mulia ini dipanen.
Menngambil endapan yang ada di dasar lautan adalah pekerjaan yang bermasalah dan kini para ilmuwan tengah tentukan metode untuk mengambilnya.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Baca Juga: Terjatuh dari Tangga, Petani 92 Tahun Ini Tertolong Berkat Apple Watch