Hitekno.com - Perubahan iklim dan pemanasan global jadi isu yang banyak disoroti. Penelitian paling baru, diketahui kalau Kutub Selatan telah memanas tiga kali lebihg tinggi dari yang diperkirakan.
Dalam penelitian yang diterbitkan Nature Climate Change menunjukkan Kutub Selatan mengalami rekor pemanasan 1,8 derajat Celcius selama 30 tahun terakhir.
Peningkatan itu tiga kali lebih tinggi dari kenaikan suhu yang diperkirakan karena pemanasan global antropogenik.
Baca Juga: Akibat Kebocoran Minyak, Kutub Utara Terancam Terdampak Kebakaran
Data untuk penelitian ini menghubungkan peningkatan suhu di sekitar Kutub Selatan dengan fenomena di wilayah utara. Pada 2018, wilayah itu 2,4 derajat Celcius lebih hangat daripada 1981 hingga 2010.
Fenomena ini karena anomali siklon yang kuat di Laut Weddell di sekitar Antartika. Anomali ini disebabkan suhu permukaan laut yang tinggi di Samudera Pasifik tropis barat, dan menyebabkan udara yang hangat dan lembab bergerak ke arah interior Antratika, mencapai Kutub Selatan.
"Hal ini menunjukkan betapa terkait eratnya iklim Antartika dengan variabilitas tropis. Studi kami juga menunjukkan bagaimana variabilitas internal atmosfer, dapat menyebabkan perubahan iklim regional yang ekstrem di seluruh wilayah Antartika," ucap Dr Kyle Clem, penulis utama penelitian dari University of Wellington, seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (2/7/2020).
Baca Juga: Kutub Utara Medan Magnet Bumi Pindah dari Kanada ke Rusia, Bahayakah?
Dr Clem menambahkan bahwa faktanya, Kutub Selatan selama 30 tahun terakhir telah menghangat lebih dari tiga kali lebih cepat daripada pemanasan rata-rata global.
Sementara pada periode yang sama pemanasan di Semenanjung Antartika dan di seluruh Antartika Barat berhenti dan bahkan berlawanan.
Penelitian ini sekaligus menunjukkan betapa rumitnya memodelkan perubahan iklim Antartika.
Baca Juga: Sempat Menganga, Lubang Ozon di Kutub Utara Dilaporkan Mulai Tertutup
Variasi yang kuat dalam suhu di wilayah ini mungkin terjadi tanpa efek dari aktivitas manusia, tetapi perbandingan dengan model menunjukkan bahwa kemungkinan tidak terkait dengan emisi gas rumah kaca sangat jauh.
Tim ahli akan terus mempelajari bagaimana anomali di atmosfer sekitar benua paling selatan mempengaruhi lapisan es dan laut sekitarnya.
Itulah hasil penelitian baru yang mengungkap suhu Kutub Selatan telah naik tiga kali lipat dari perkiraan awal. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Baca Juga: Sempat Menganga, Lubang Ozon di Kutub Utara Akhirnya Tertutup