Hitekno.com - Pertama kalinya, sepasang gajah kembar lahir di taman nasional Minneriya di Sri Langka, kejadian seperti ini dianggap sebagai kejadian sangat langka.
Diperkirakan dua gajah kembar tersebut berusia tiga atau empat minggu.
Sepasang gajah ini terlihat sedang menyusu pada induknya di Taman Nasional Minneriya pekan ini. Karena kasus kelahiran gajah kembar sangat tidak biasa, diperkirakan kurang dari satu persen, para penjaga taman nasional awalnya tidak yakin apakah ini merupakan kasus bayi gajah kembar atau bayi lain yang diberi makan oleh induk berbeda.
Baca Juga: Cewek Non-Muslim Ini Ngaku Adem Pas Pakai Hijab, Netizen Salfok
Namun setelah diamati, para penjaga mengkonfirmasi keduanya adalah sepasang gajah kembar.
"Untuk pertama kalinya Sri Lanka mencatat kelahiran bayi gajah kembar," ucap Tharaka Prasad, direktur Kesehatan Satwa Liar di Departemen Konservasi Margasatwa, seperti dikutip dari IFL Science pada Jumat (10/7/2020).
Bayi-bayi gajah itu juga diabadikan dalam foto oleh ahli konservasi Sumith Pilapitiy.
Baca Juga: Telkomsel Lakukan Investigasi Terkait Bocornya Data Denny Siregar
Para penjaga pun sedang melakukan tes DNA pada kotoran gajah untuk mengkonfirmasi karena tidak sepenuhnya jelas mengapa kasus kelahiran kembar pada gajah sangat langka. Kemudian, gajah kembar juga memiliki tantangan yang lebih besar untuk bertahan hidup daripada seekor anak gajah tunggal.
Terlahir dengan berat sekitar 100 kg, keduanya minum hingga 11,4L susu per hari. Pada usia sekitar 4 bulan, gajah kembar biasanya akan mulai memakan beberapa tanaman. Namun karena belum dapat mengendalikan belalainya, gajah kembar tidak akan benar-benar mulai mencari makan sendiri sampai usia 6-8 bulan, dan akan terus minum susu induk selama sekitar 2 tahun.
Dibutuhkannya energi yang luar biasa bagi induk gajah membesarkan bayi gajah kembar, sehingga kasus bayi gajah kembar seringkali tidak berhasil sampai dewasa.
Baca Juga: Dukung Pertumbuhan UKM, TikTok Luncurkan Solusi Khusus
Sebelumnya, sepasang gajah kembali yang lahir di Taman Nasional Amboseli, Kenya, pada 2018 juga menarik perhatian dunia, tetapi sayangnya beberapa bulan kemudian salah satu bayi gajah mati.
Gajah-gajah Sri Lanka (Elephas maximus maximus) adalah salah satu dari tiga subspesies gajah Asia dan asli dari Sri Lanka. Jumlah subspesies ini diperkirakan antara 2.500 dan 4.000 hingga 7.000 ekor, menurun dari 12.000 ekor pada awal abad terakhir karena hilangnya habitat dan konflik antara manusia-gajah.
Gajah Sri Lanka terdaftar sebagai satwa yang terancam dalam Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan mendapatkan perlindungan serius di bawah hukum Sri Lanka.
Baca Juga: Menyedihkan, Seekor Gajah Mati Karena Makan Nanas Berisi Petasan
Hukuman untuk membunuh gajah termasuk hukuman mati.
Diperkiran ada sekitar 200 satwa yang dibunuh tiap taahunnya dan kemungkinan besar oleh para peternak ketika hewan tersebut tersesat. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)