Akibat Gelombang Langit, Ilmuwan Ungkap Atmosfer Keluarkan Suara Begini

Sama seperti gelombang laut, gelombang langit ini rupanya mampu membuat atmosfer Bumi mengeluarkan suara seperti bel.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia

Posted: Minggu, 12 Juli 2020 | 07:45 WIB
Ilustrasi langit. (Pixabay/ Free-Photos)

Ilustrasi langit. (Pixabay/ Free-Photos)

Hitekno.com - Penelitian terbaru belum lama ini mengungkap terjadinya gelombang langit yang mempengaruhi atmosfer Bumi. Sama seperti gelombang laut, gelombang langit ini rupanya mampu membuat atmosfer Bumi mengeluarkan suara seperti bel.

Untuk menjelaskan fenomena ini, perlu dipahami bahwa energi yang bergerak di langit akibat panas hingga tarikan gravitasi benda langit dapat menciptakan gelombang yang mempengaruhi satu dengan yang lain.

Mengutip Science Alert, gelombang langit ini memang tidak mengalir dengan cara yang sama dengan gelombang laut. Namun, gelombang langit bisa saja terjadi tergantung pada kantung-kantung udara yang ada.

Baca Juga: Dibikin Kagum, NASA Pamer Foto Komet Neowise di Tata Surya

Pada penelitian sebelumnya di ruang yang dilokalisasi dalam waktu yang terbatas. Setidaknya ada lebih dari 1.000 hingga 10.000 kilometer gelombang langit terdeteksi.

Berdasarkan data ERA5 yang dirilis Pusat Eropa untuk Prakiraan Cuaca Jangka Menengah (ECMWF), perkiraan waktu terjadinya gelombang langit adalah lima hari dengan variabel iklim darat dan iklim global.

Ilustrasi awan. (unsplash/Samuel Zeller).
Ilustrasi langit. (unsplash/Samuel Zeller).

Dimodifikasi, dengan data yang sama, Takatoshi Sakazaki dari Universitas Kyoto dan Kevin Hamilton dari Universitas Hawaii mencoba mengeksplorasi data tersebut dengan tekanan atmosfer selama 38 tahun.

Baca Juga: Bikin Takjub, NASA Rilis Foto Kembang Api di Kluster Bintang

Dengan skala yang sama, ilmuwan mengamati atmosfer dan Matahari secara berkala. Alhasil ditemukan bahwa gelombang langit membuat atmosfer beresonansi dan berdering seperti bel.

Menurut para ilmuwan, hal ini terjadi karena gelombang langit juga dipengaruhi gelombang kelvin yang bergerak ke timur dan barat dengan kecepatan lebih dari 1.080 kilometer per jam.

Ilustrasi awan di angkasa. (Pixabay)
Ilustrasi langit. (Pixabay)

Penemuan ini diharapkan sebagai hal baik untuk para ilmuwan lebih memahami mengenai teori sirkulasi atmosfer dan fine-tunning di masa mendatang. Hingga kini, perlu ada penelitian mendalam untuk memahami fenomena ini.

Baca Juga: Tahun Depan, NASA Akan Kirim Penjelajah Mini ke Bulan

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB