Astronom Ini Deteksi Kemungkinan Adanya Lubang Hitam di Dekat Tata Surya

Astronom Harvard berhipotesa bahwa Planet Sembilan mungkin saja sebuah lubang hitam kecil.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Senin, 13 Juli 2020 | 21:00 WIB
Ilustrasi lubang hitam. (Pixabay/ Gerd Altmann)

Ilustrasi lubang hitam. (Pixabay/ Gerd Altmann)

Hitekno.com - Sebuah fenomena mengenai Planet Sembilan atau Planet Nine memang menjadi misteri tersendiri di kalangan ilmuwan. Dalam penelitian terbaru, salah seorang ilmuwan ini berpendapat bahwa kemungkinan Planet Sembilan bukanlah planet sebenarnya melainkan lubang hitam kecil.

Namun hipotesa di atas masih harus dibuktikan melalui teleskop canggih pada tahun depan.

Astronom Harvard bernama Avi Loeb dan Amir Siraj telah mengusulkan strategi baru untuk mendeteksi lubang hitam seukuran "jeruk" di Tata Surya luar.

Baca Juga: NASA Ingin Kirim Misi ke Venus, Planet yang Ukurannya Serupa dengan Bumi

Penelitian mereka telah diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters.

Alasan untuk berpikir bahwa lubang hitam mungkin bersembunyi di pinggir luar Tata Surya kita berkaitan dengan satu set pengamatan astronomi yang cukup rumit untuk dijelaskan.

Ilustrasi lubang hitam. (Pixabay/ David Mark)
Ilustrasi lubang hitam. (Pixabay/ David Mark)

Sesuatu (yang belum diketahui secara persis oleh ilmuwan), tampaknya mempengaruhi sekelompok objek di luar orbit Neptunus.

Baca Juga: Tuntaskan Misi, Astronot NASA Lakukan Spacewalk di Stasiun Luar Angkasa

Penjelasan yang mungkin adalah itu merupakan planet yang tidak terdeteksi, dijuluki Planet Sembilan, dengan massa antara 5 hingga 10 kali massa Bumi.

Sesuatu tersebut berada dalam orbit memanjang antara 400 hingga 800 AU dari Matahari (1 AU adalah jarak rata-rata dari Bumi ke Matahari).

Baru-baru ini ilmuwan mengajukan kemungkinan lain yaitu sesuatu di atas merupakan sebuah lubang hitam purba dengan massa serupa.

Baca Juga: Fenomena Aneh, Ada Hujan Berlian di Planet Neptunus dan Uranus

Loeb menjelaskan bahwa lubang hitam primordial bertanggung jawab atas apa yang oleh para ilmuwan dianggap sebagai materi gelap di alam semesta.

Ilustrasi sebuah komet yang tersedot lubang hitam. (Press Release Harvard University/ M Weiss)
Ilustrasi sebuah komet yang tersedot lubang hitam. (Press Release Harvard University/ M Weiss)

Lubang hitam yang dihipotesiskan akan menyedot sesekali objek awan Oort, yaitu komet.

Sama seperti sifat lubang hitam secara umum, lubang hitam purba itu akan menyedot apa saja di sekitar mereka, tulis Loeb dalam pernyataan resminya.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Seperti Ini Awal Pembentukan Planet Pluto

"Penelitian kami menunjukkan bahwa jika Planet 9 adalah lubang hitam, maka komet yang berada di pinggiran tata surya (yang disebut awan Oort) akan berdampak padanya, dihancurkan oleh gelombang gravitasi yang kuat, dan menghasilkan suar saat mengembang," kata Loeb dikutip dari Gizmodo.

Jika komet cukup besar, maka itu seharusnya bisa dideteksi oleh Legacy Survey of Space and Time (LSST), yang akan dmulai beroperasi tahun depan di Observatorium Rubin.

Teleskop itu sangat ideal karena memiliki bidang pandang yang cukup besar.

"Jika Planet 9 adalah lubang hitam, kami memperkirakan akan melihat setidaknya beberapa penampakan suar sekitar setahun setelah LSST mulai mengamati langit," kata Loeb menambahkan.

Hipotesa dari ilmuwan Harvard di atas mengenai lubang hitam di pinggir Tata Surya bisa terbukti jika teleskop canggih tersebut menangkap beberapa suar di lokasi yang diamati.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB