Lewat Cuitan Twitter, Ilmuwan Bisa Deteksi Tanda Awal Depresi

Ilmuwan tengah mengembangkan model pembelajaran untuk mesin yang bisa mengenali tanda-tanda awal depresi.

Agung Pratnyawan

Posted: Minggu, 26 Juli 2020 | 11:30 WIB
Ilustrasi Twitter. (Pixabay/ edar)

Ilustrasi Twitter. (Pixabay/ edar)

Hitekno.com - Postingan di media sosial, seperti cuitan Twitter sedang jadi penelitian para ilmuwan. Bahkan dari sana bisa dikenali tanda-tanda awal depresi pada seseorang.

Hal ini diteliti para ilmuwan komputasi University of Alberta, Kanada yang membuat model pembelajaran mesin baru. 

Yang nantinya dapat mendeteksi tanda-tanda awal depresi dalam teks tertulis seperti unggahan atau cuitan Twitter.

Baca Juga: Mirip Rubah, Anjing Spesies Baru di Pegunungan Papua Kejutkan Ilmuwan

"Kami dapat membangun model prediksi yang secara akurat mengidentifikasi bahasa depresi. Sementara kami menggunakan model untuk mengidentifikasi bahasa depresi di Twitter, itu dapat dengan mudah diterapkan pada teks dari domain lain," kata Nawshad Farruque, mahasiswa pascasarjana University of Alberta, seperti dikutip dari Xplore pada Sabtu (25/7/2020).

Model berbahasa Inggris dikembangkan dengan menggunakan sampel tulisan oleh individu yang mengidentifikasi dirinya mengalami depresi di forum depresi online. Algoritma pembelajaran mesin kemudian dilatih untuk mengidentifikasi bahasa depresi di cuitan Twitter.

Ilustrasi depresi. [Shutterstock]
Ilustrasi depresi. [Shutterstock]

"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa bahasa depresi memiliki representasi linguistik tertentu," tambah Farruque.

Baca Juga: Bisa Diletakkan di Atas Kumbang, Ilmuwan Ciptakan Kamera Super Mini

Farruque mencatat ada banyak aplikasi potensial, mulai dari mendeteksi tanda-tanda depresi lebih awal hingga membantu dokter memantau efektivitas pengobatan untuk pasien dari waktu ke waktu.

"Algoritme kami dapat diintegrasikan dengan chatbot yang berbicara dengan manula dan dapat menandai tanda-tanda kesepian serta depresi. Pengaplikasian potensial lainnya bisa memantau pesan-pesan siswa sekolah menengah untuk mengidentifikasi apakah mereka menderita depresi," jelas Farruque.

Farruque menyelesaikan penelitian ini di bawah pengawasan ilmuwan komputasi Osmar Zaïane, yang merupakan direktur Alberta Machine Intelligence Institute (AMII), dan Randy Goebel, seorang rekan Zaïane.

Baca Juga: Ilmuwan Prediksi Popoulasi Beruang Kutub Punah Pada 2100, Menyedihkan

Itulah hasil penelitian ilmuwah yang mengembangkan pengenalan tanda-tanda awal depresi berdasarkan cuitan Twitter. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB