Hitekno.com - Wahana antariksa New Horizons telah sukses melakukan pendekatan ke planet Pluto dan bertemu dengan Arrokoth. Kini, para astronom tengah mencari misi berikutnya.
Bersama dengan Subaru Telescope yang terletak di Hawaii, New Horizons akan mengamati benda-benda langit yang belum ditemukan dan mungkin mengunjunginya.
New Horizons berada di wilayah ruang yang disebut Sabuk Kuiper, yang diyakini kaya akan potongan-potongan formasi tata surya yang dikenal sebagai benda kecil. Meskipun berjumlah banyak, menemukan potongan objek tersebut adalah tantangan karena berukuran kecil dna tersebar.
Baca Juga: Bukan Satu, Astronom Deteksi 4 Objek Misterius di Antariksa
"Kami menggunakan Subaru Telescope karena ini adalah yang terbaik untuk keperluan pencarian kami. Ini karena kombinasi unik dari ukuran teleskop dan bidang pandang Hyper Suprime-Cam (HSC) yang luas, yang dapat menemukan banyak objek Sabuk Kuiper sekaligus," kata Dr Alan Stern dari Southwest Research Institute sekaligus penyelidik utama misi New Horizons, seperti dikutip dari IFL Science, Sabtu (25/7/2020).
Para astronom memperkirakan bahwa ratusan objek Sabuk Kuiper baru akan ditemukan dengan cara ini dan sekitar 50 objek akan dapat diamati dengan New Horizons.
Objek Sabuk Kuiper dilihat dari sudut pandang Subaru akan tampak sepenuhnya diterangi oleh sinar Matahari. Sementara dari perspektif New Horizons, itu hanya akan sebagian diterangi sinar Matahari karena jaraknya yang jauh lebih dekat ke objek-objek tersebut daripada Bumi.
Baca Juga: Wahana Antariksa Eropa Sukses Mendekati Matahari, Ini yang Dilakukan
Perbedaan ini akan memberi para ilmuwan data penting tentang fragmen kosmik ini.
Tidak menutup kemungkinan jika New Horizons akan menemukan salah satu objek baru yang ada di Sabuk Kuiper di masa depan, sama seperti New Horizons menemukan Arrokoth setelah perjalanan misi panjang ke Pluto.
Itulah pencarian misi baru untuk New Horizons usai menjelajahi Pluto. Kemana astronom akan mengirimkan Wahana antariksa ini? (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Baca Juga: Wahana NASA Deteksi Ratusan Gempa di Mars, Bahayakah?