CEK FAKTA: Benarkah Ada Zodiak Baru yang Dinamai Ophiuchus?

Benarkah ada zodiak baru bernama Ophiuchus yang ditemukan NASA?

Agung Pratnyawan

Posted: Selasa, 28 Juli 2020 | 08:00 WIB
CEK FAKTA: benarkah ada zodiak baru bernama Ophiuchus. (Turnbackhoax.id)

CEK FAKTA: benarkah ada zodiak baru bernama Ophiuchus. (Turnbackhoax.id)

Hitekno.com - Beredar postingan yang mengklaim kalau NASA telah merilis zodiak baru yang dinamakan Ophiushus. Zodiak ini berada di antara tanggal 30 November hingga 17 Desember.

Postingan klaim zodiak baru tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Poetrawansjah Sjabirin. Ia mengunggah sebuah foto berisi daftar zodiak.

Dari daftar tersebut, muncul nama zodiak baru yakni Ophiuchus yang berada di antara tanggal 30 November hingga 17 Desember.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Ada Baju Tentara China Dicuci Laundry di Kelapa Gading?

Berikut isi narasinya:

"Zodiak baru dari NASA_".

Fakta zodiak baru yang ditemukan NASA (Turnbackhoax.id)
Fakta zodiak baru yang ditemukan NASA (Turnbackhoax.id)

Benarkah klaim zodiak baru yang dinamai Ophiushus oleh NASA tersebut?

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Ada Daftar Perlengkapan Wajib Guna Lawan Covid-19?

Penjelasan

Berdasarkan cek fakta dan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Sabtu (25/7/2020), klaim yang menyebut NASA telah merilis zodiak baru bernama Ophiuchus adalah klaim yang salah. Pihak NASA telah membantah klaim tersebut.

Bantahan tersebut dimuat di akun Twitter NASA. NASA menegaskan tidak merilis rasi bintang baru. Mereka mempelajari astronomi, bukan astrologi.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Raja Salman Meninggal Dunia karena Keracunan Kopi?

Mereka juga menegaskan tidak mengubah tanda zodiak. Klaim tersebut adalah hoaks yang telah dibagikan ribuan kali di media sosial sejak 2011.

Fakta zodiak baru yang ditemukan NASA (Turnbackhoax.id)
Fakta zodiak baru yang ditemukan NASA (Turnbackhoax.id)

"We see your comments about a zodiac story that re-emerges every few years. No, we did not change the zodiac."

Jika diterjemahkan: "Kami melihat komentar Anda tentang kisah zodiak yang muncul kembali setiap beberapa tahun. Tidak, kami tidak mengubah zodiak," tulis NASA.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Jokowi Diminta Warga Amerika Jadi Pemimpin Mereka?

Sebelumnya NASA juga telah mengklarifikasi mengenai Ophiuchus dalam artikel blog September 2016. Berikut isi klarifikasinya:

"Di sini di NASA, kami mempelajari astronomi, bukan astrologi. Kami tidak mengubah tanda zodiak. Astronomi adalah studi ilmiah tentang segala sesuatu di luar angkasa. Astrologi, sementara itu, adalah sesuatu yang lain. Itu adalah keyakinan bahwa posisi bintang dan planet dapat memengaruhi hal ihwal manusia. Astrologi tidak dianggap sebagai sains."

Orang-orang Babilonia memilih 12 rasi bintang di zodiak dan menetapkan setiap zodiak pada bulan tertentu dalam kalender 12 bulan mereka. Menurut cerita kuno bangsa Babilonia, sesungguhnya ada 13 rasi bintang di zodiak, namun mereka mengeluarkan rasi bintang Ophiuchus.

Badan antariksa itu menjelaskan meskipun Ophiuchus dihilangkan oleh orang Babilonia demi 'pencocokan yang rapi dengan kalender 12 bulan mereka', bagaimanapun juga Ophiuchus selaras dengan matahari selama sekitar 18 hari setiap tahun.

Kesimpulan

Dari penjelasan cek fakta di atas, dapat disimpulkan klaim yang menyebut NASA telah menemukan zodiak baru bernama Ophiuchus adalah klaim yang salah. Klaim tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan. (Suara.com/ Chyntia Sami Bhayangkara).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB