Arkeolog Temukan Alat Tulang Tertua, Berusia 480 Ribu Tahun

Temuan arkeolog ini disebut menggambarkan kehidupan nenek moyang manusia dulu kala.

Agung Pratnyawan

Posted: Sabtu, 15 Agustus 2020 | 09:30 WIB
Ilustrasi arkeolog. (Shutterstock)

Ilustrasi arkeolog. (Shutterstock)

Hitekno.com - Para arkeolog menemukan peralatan yang terbuat dari tulang tertua yang pernah ditemukan. Alat tulang tersebut telah berumur 480 ribu tahun yang digunakan nenek moyang manusia.

Temuan tersebut mewakili alat tulang tertua yang pernah ditemukan di Eropa dan memberikan gambaran tentang kebiasaan spesies mirip manusia berusia hampir setengah juta tahun.

Alat tersebut ditemukan pada 1989, ketika para arkeolog dari UCL Institute of Archaeology memulai penggalian di Boxgrove, West Sussex, Inggris. Kini, penelitian telah merilis detail dengan gambar dalam buku baru berjudul The Horse Butchery Site.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Ratusan Batu Nisan Yahudi, Dulu Dijarah Nazi

Ditemukan di situs yang dijuluki "Horse Butchery Site", situs ini adalah bagian dari penggalian multi-era yang memiliki artefak menakjubkan.

Mulai dari perkakas tulang, bangkai kuda yang disembelih, dan lebih dari 2.000 pecahan batu api termasuk di antara potongan-potongan penting yang secara historis, ditemukan milik spesies awal nenek moyang manusia, yang dianggap sebagai Homo heidelbergensis.

Penemuan alat tulang paling tua. [Eurekalert.org]
Penemuan alat tulang paling tua. [Eurekalert.org]

Subspesies manusia tersebut menjelajahi Eropa dan Afrika sekitar 200.000 hingga 700.000 tahun yang lalu. Para ilmuwan percaya, sekelompok kecil orang dewasa muda pernah berkumpul di daerah itu untuk menyiapkan kuda yang disembelih dalam semacam pesta berburu.

Baca Juga: Arkeolog: Kesenjangan Kaya Miskin Telah Ada Sejak Zaman Batu

Alat tulang yang ditemukan mewakili beberapa alat organik paling tua yang pernah ditemukan. Diyakini alat-alat itu digunakan untuk menyiapkan bangkai dan membentuk batu menjadi alat tajam, yang menjelaskan penemuan ribuan pecahan batu kecil.

"Ini adalah beberapa alat non-batu paling awal yang ditemukan dalam catatan arkeologi evolusi manusia. Alat itu penting untuk pembuatan pisau batu yang dibuat dengan halus, yang ditemukan di lanskap Boxgrove yang lebih luas," kata Simon Parfitt, rekan ilmuwan utama di Institute of Archaeology, seperti dikutip IFL Science, Jumat (14/8/2020).

Delapan wilayah diidentifikasi dengan sisa-sisa peralatan dan diyakini orang-orang purba itu membuat kapak tangan dan palu batu. Alat-alat itu kemudian digunakan untuk mengeluarkan daging dan mematahkan tulang kuda yang disembelih untuk mendapatkan sumsum di dalamnya.

Baca Juga: Temuan Arkeolog Ini Diklaim Wujud Kepala Tuhan yang Dikisahkan di Alkitab?

"Ini adalah kesempatan yang sangat langka untuk memeriksa situs seperti yang ditinggalkan oleh populasi yang punah, setelah mereka berkumpul untuk memproses bangkai kuda mati di tepi rawa pantai," ucap Dr Matthew Pope, pemimpin penelitian.

Penemuan alat tulang paling tua. [Eurekalert.org]
Penemuan alat tulang paling tua. [Eurekalert.org]

Penemuan ini memberikan wawasan luas tentang sosialisasi spesies leluhur manusia dan pemahaman mereka tentang alat yang berbeda. Diperkirakan hingga 40 anggota komunitas berbagi area Boxgrove dan penemuan ini juga menunjukkan interaksi sosial yang kompleks.

Itulah temuan arkeolog mengenai alat tulang tertua yang telah berumur 480.000 tahun. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Baca Juga: Ada Alkitab Hingga Salib, Arkeolog Lelang Kotak Kuno Pembunuh Vampir Ini

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB