Indonesia Hujan Lebat saat Musim Kemarau, BMKG: Dampak Perubahan Iklim

"Dampak perubahan iklim semakin terasa di Indonesia," kata Kepala BMKG.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 21 Agustus 2020 | 06:00 WIB
Ilustrasi hujan. [Suara.com / Alfian Winanto]

Ilustrasi hujan. [Suara.com / Alfian Winanto]

Hitekno.com - Meski telah memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah Indonesia malah diguyur hujan lebat. Ternyata hal ini terkait dengan adanya perubahan iklim yang semakin terasa.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, walau telah memasuki musim kemarau namun hangatnya perairan memunculkan uap air intensif menimbulkan awan.

Menurut BKMG inilah yang menimbulkan curah hujan tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.

Baca Juga: Bengkulu Diguncang Gempa Dua Kali, Begini Penjelasan BMKG

"Apalagi pasokan udara dari Pasifik yang relatif kandungan uap airnya tinggi sehingga memicu hujan. Sehingga wajar ada yang bertanya, katanya kemarau tapi ada banjir bandang. Ya itulah Indonesia dengan kondisi cuaca di setiap wilayahnya bervariasi," kata Dwikorita dalam webinar Program Kampung Iklim Untuk Membangun Kemandirian Pangan Masyarakat di Sekitar Hutan oleh Universitas Brawijaya diakses dari Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Kondisi itu, menurut dia, diperparah dengan perubahan iklim global. Tanpa adanya perubahan iklimpun kondisi cuaca di Indonesia sudah dipengaruhi kondisi dua samudera yakni Pasifik dan Hindia, serta dua benua yakni Asia dan Australia.

Ilustrasi Hujan. (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi Hujan. (Pixabay/Pexels)

"Maka dampak perubahan iklim semakin terasa di Indonesia," kata Kepala BMKG.

Baca Juga: Penjelasan BMKG Soal Fenomena Awan Berbentuk Tsunami di Aceh

Perubahan iklim, ia mengatakan disebabkan secara langsung dan tidak langsung aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan sehingga perubahan iklim itu tidak mengada-ada atau menduga-duga.

Sebelumnya ia menjelaskan apabila ada tekanan udara di wilayah Asia maka angin akan berhembus ke Indonesia, dan saat itu terjadi monsun Asia. Saat ini sebaliknya, monsun Australia terjadi sehingga udara menjadi lebih kering dan dingin, terutama di wilayah selatan Khatulistiwa.

Uniknya, menurut dia, karena posisi Indonesia terletak di antara dua benua dan samudera maka sangat dipengaruhi pergerakan udara di kedua wilayah tersebut. Sehingga wilayah selatan khatulistiwa lebih dipengaruhi monsun Australia yang kering dan dingin, itu terjadi di sisi selatan Jawa dan Nusa Tenggara.

Baca Juga: BMKG: Dalam Sepekan, Sumba Sudah Diguncang 380 Kali Gempa

Dwikorita sebelumnya mengatakan sejumlah faktor yang menjadi pengendali iklim di Indonesia. Anomali suhu muka laut di Pasifik (El Nino-netral-La Nina), beda suhu muka laut di Samudera Hindia dari pantai timur Afrika hingga ke perairan barat daya Sumatera (IOD+ atau IOD-), angin monsun, dan suhu muka laut di perairan Indonesia.

Itulah penjelasan BMKG kenapa sudah memasuki musim kemarau namun masih terjadi hujan lebat yang ternyata dampak perubahan iklim. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Baca Juga: Heboh Awan Mirip Gelombang Tsunami di Aceh, Ini Imbauan BMKG

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB