Ketersediaan Makanan Alami Menipis, Burung Ini Beralih ke "Junk Food"

Makanan seperti junk food hingga chicken wings membantu spesies bangau kayu untuk bertahan hidup.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Selasa, 01 September 2020 | 17:30 WIB
Burung bangau kayu saat bersarang dan memberi makan anaknya. (YouTube/ Florida Atlantic University)

Burung bangau kayu saat bersarang dan memberi makan anaknya. (YouTube/ Florida Atlantic University)

Hitekno.com - Tak hanya manusia, ternyata beberapa spesies burung tertentu menyukai makanan ringan hingga junk food. Meski terdengar agak aneh, namun ilmuwan dari Florida Atlantic University menemukan bahwa populasi burung bangau kayu (Mycteria americana) justru dapat berkembang biak dengan baik berkat makanan seperti junk food dan chicken wings.

Penelitian baru menunjukkan bahwa burung lahan basah tertentu yang tinggal di dekat daerah perkotaan dapat berkembang biak selama periode ketersediaan makanan alami yang rendah.

Berdasarkan penemuan ini, sekarang peneliti percaya urbanisasi hewan pada kenyataannya dapat membantu beberapa spesies untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Lama Tak Dipakai, Proyektor di Kelas Ini Malah Jadi Sarang Burung

Urbanisasi dapat memberikan mereka (burung bangau kayu) sumber makanan alternatif ketika lingkungan alami mereka tidak bisa mendukung.

Penelitian mengenai makanan perkotaan yang mampu membuat spesies burung tertentu berkembang biak telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports.

Burung bangau kayu ini terciduk makan chicken wings. ( Florida Atlantic University/ Profesor Betsy A. Evans)
Burung bangau kayu ini terciduk makan chicken wings. ( Florida Atlantic University/ Profesor Betsy A. Evans)

Ilmuwan meneliti serta melacak kawanan bangau kayu yang hidup di Florida Selatan, Florida, Amerika Serikat selama musim bersarang 2015-2017.

Baca Juga: Tak Seperti di Film, Karakter Dinosaurus "Kadal" Ini Justru Mirip Burung

Dari 160 sarang yang dipantau, 106 di antaranya terletak di daerah perkotaan dan 54 di lingkungan alami Everglades.

Selama periode kelimpahan makanan alami, baik burung perkotaan maupun non-perkotaan mengikuti pola makan yang sangat mirip.

Mereka memakan sebagian besar makanan alami seperti ikan rawa sehingga burung bangau kayu menghasilkan banyak anak.

Baca Juga: Sebelum Memadu Kasih, Burung Ini Lakukan Tarian Romantis

Namun, setiap kali rawa mengalami kesulitan dalam menyediakan sumber daya alami, burung perkotaan mulai mengobrak-abrik tong sampah untuk mencari makanan tambahan.

Burung bangau kayu saat bersarang dan memberi makan anaknya. (YouTube/ Florida Atlantic University)
Burung bangau kayu saat bersarang dan memberi makan anaknya. (YouTube/ Florida Atlantic University)

Dilansir dari IFLScience, ilmuwan mengamati mereka dan menemukan bahwa burung bangau kayu juga memakan chicken wings (sayap ayam) hingga hot dog.

Sebagai informasi, chicken wings atau menu sayap ayam adalah makanan ringan populer di perkotaan. Bahkan ilmuwan menemukan sayap ayam juga ditemukan di sarang burung bangau kayu.

Baca Juga: Perhatikan Baik-baik, Ini Gambar Burung Gagak atau Kelinci?

Hasilnya, bangau yang tinggal di daerah perkotaan dapat mempertahankan tingkat reproduksi mereka yang tinggi selama periode menurunnya makanan alami.

Sebaliknya, jumlah anak burung yang lahir dari bangau yang hidup di koloni alami menurun ketika makanan di rawa-rawa semakin langka.

"Kemampuan burung perkotaan untuk mengubah pola makan mereka dengan menyertakan jenis mangsa yang berbeda seperti makanan manusia yang mencakup sayap ayam dan hot dog memungkinkan mereka untuk menghasilkan lebih banyak anak selama kondisi ketersediaan makanan alami menurun," kata Profesor Betsy Evans pada rilis resmi di situs Florida Atlantic University.

Selain junk food, bangau perkotaan juga memakan lobster, katak, dan amfibi lain yang hidup di sumber air yang tidak alami seperti kolam dan kanal.

Berdasarkan penelitian, ilmuwan menyimpulkan bahwa tidak semua spesies hewan menderita ketika perluasan perkotaan merambah habitat alami. Dalam kasus burung bangau kayu, kedekatan dengan kota justru memberikan peluang penting untuk bertahan hidup.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB