Punya Kedalaman 1 KM, Gua Air Tawar Ini Menarik Perhatian Ilmuwan

Berdasarkan penelitian terbaru, Hranice Abyss yang terletak di Hranice, Ceko ini memiliki kedalaman sekitar 0,6 mil (1 km).

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Senin, 14 September 2020 | 18:00 WIB
Perekaman gua air tawar Hranice Abyss yang masih menyentuh puluhan meter di tahun 2015. (YouTube_David Cani)

Perekaman gua air tawar Hranice Abyss yang masih menyentuh puluhan meter di tahun 2015. (YouTube_David Cani)

Hitekno.com - Sebuah gua air tawar terdalam di dunia menarik perhatian ilmuwan untuk menelitinya. Bagaimana tidak, ternyata dasar gua yang dinamai Hranice Abyss tersebut lebih dalam dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Berdasarkan penelitian terbaru, Hranice Abyss yang terletak di Hranice, Ceko ini memiliki kedalaman sekitar 0,6 mil (1 km).

Itu berarti lebih lebih dari dua kali perkiraan kedalaman sebelumnya.

Baca Juga: Potret Mars Ini Bikin Bingung Ilmuwan NASA, Kok Bisa?

Kembali pada tahun 2016, para ilmuwan mengukur kedalaman Hranice Abyss saat itu ada pada 1.552 kaki (473 meter).

Tetapi mereka menduga kedalamannya lebih menjorok lagi karena kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh telah mencapai ujung kabel komunikasi serat optiknya.

Gua air tawar terdalam di dunia, Hranice Abyss, dibandingkan dengan bangunan tertinggi di dunia. (AGU)
Gua air tawar terdalam di dunia, Hranice Abyss, dibandingkan dengan bangunan tertinggi di dunia. (AGU)

Sekarang, dengan menggunakan beberapa teknik pencitraan geofisika, tim peneliti yang dipimpin oleh Radek Klanica dari Akademi Ilmu Pengetahuan Ceko telah menetapkan perkiraan kedalaman baru untuk Hranice Abyss.

Baca Juga: Disangka Punah 50 Tahun Silam, Ilmuwan Kembali Temukan Tikus Gajah

Penelitian mengenai Hranice Abyss yang dinobatkan sebagai gua air tawar terdalam di dunia telah diterbitkan di Journal of Geophysical Research: Earth Surface.

Terletak 185 mil (300 km) di timur Praha, Hranice Abyss berada pada lingkungan karts (medan yang terbentuk saat batuan yang larut, seperti batu kapur, perlahan-lahan diurai oleh air).

Jurang ini mencakup 5,8 mil persegi (15 km persegi), pintu masuknya berukuran panjang 341 kaki (104 m) dan lebar 112 kaki (34 m).

Baca Juga: Punya Warna Unik, Spesies Baru Iguana Ditemukan Ilmuwan

Aliran air yang membentuk Hranice Abyss, dibandingkan dengan bangunan tertinggi di dunia. (Journal of Geophysical Research Earth Surface)
Aliran air yang membentuk Hranice Abyss, dibandingkan dengan bangunan tertinggi di dunia. (Journal of Geophysical Research Earth Surface)

Lebar gua bervariasi dari 10 hingga 30 meter. Ilmuwan dari organisasi nirlaba geofisikawan AGU (American Geophysical Union), bahkan ikut menggambarkan bahwa Menara Eiffel hingga Burj Khalifa (829 meter) bisa tenggelam jika diletakkan pada Hranice Abyss.

Dikutip dari Gizmodo, untuk mengukur gua yang tenggelam, Klanica dan rekan-rekannya menerapkan berbagai pendekatan, seperti melakukan pengukuran gravitasi untuk menemukan ruang kosong, menyalakan bahan peledak untuk mengukur pantulan gelombang seismik, dan memeriksa kemampuan batu kapur untuk menghantarkan listrik untuk menemukan celah dan lainnya.

Sebagian besar gua terbentuk dalam proses epigenik (dari atas ke bawah), di mana air permukaan bocor ke bawah melalui batuan yang larut, menciptakan celah yang tumbuh seiring waktu.

Baca Juga: Punya Tubuh Raksasa, Beruang Gua Purba Punah Karena Faktor Ini

Namun, sebagian kecil gua terbentuk dalam proses bottom-up atau hipogenik, di mana air tanah yang bersifat asam merayap ke atas, melarutkan batuan dalam prosesnya.

Awalnya diperkirakan sebagai hipogenik, ternyata justru terbentuk dalam proses epigenik. Para peneliti menemukan bukti dari sistem drainase sebelumnya di batuan dasar kapur, yang menunjukkan asal epigenik.

Air dari pegunungan yang berdekatan tumpah ke cekungan kuno, yang membentuk jurang sehingga mendorong proses epigenik pada Hranice Abyss. Penelitian ini masih akan dilanjutkan mengingat mereka juga perlu mencari tahu tipe organisme seperti apa yang ada di dasar gua air tawar terdalam di dunia.

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB