Begini Cara Para Ilmuwan Menghitung 1 Hari di Bumi

Agar Matahari bisa mencapai posisi yang sama persis di langit, Bumi harus berputar 1 derajat lebih jauh.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Senin, 21 September 2020 | 19:27 WIB
Ilustrasi Bumi. (pexels/pixabay)

Ilustrasi Bumi. (pexels/pixabay)

Hitekno.com - Banyak yang mengetahui bahwa Bumi menyelesaikan rotasi 360 derajat dalam waktu 24 jam, namun waktu tepatnya adalah 23 jam 56 menit. 

Bumi terus bergerak di sepanjang orbitnya mengelilingi Matahari, titik lain di Bumi menghadap Matahari tepat di ujung putaran 360 derajat itu. 

Agar Matahari bisa mencapai posisi yang sama persis di langit, Bumi harus berputar 1 derajat lebih jauh.

Baca Juga: Performa Unik Aerowolf, Sang "Giant Slayer" di MPL Indonesia Season 6

Seperti itulah bagaimana cara para ilmuwan memilih mengukur hari di Bumi. Bukan berdasarkan rotasi Bumi yang tepat, tetapi posisi Matahari di langit.

Secara teknis, ini adalah dua jenis hari yang berbeda. Hari yang diukur dengan selesainya rotasi 360 derajat disebut hari sidereal. Sementara hari yang didasarkan pada posisi Matahari disebut hari Matahari (solar day). Hari ini empat menit lebih lama dari yang pertama, membuat manusia terbiasa dengan 24 jam.

Badan Antariksa Jepang (JAXA). [Shutterstock]
Badan Antariksa Jepang (JAXA). [Shutterstock]

"Ini karena kita bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit maka hari Matahari membutuhkan 24 jam. Jika kita tidak mengorbit Matahari, kedua hari itu akan sama," kata James O'Donoghue, ilmuwan planet di Badan Antariksa Jepang (JAXA), seperti dikutip Science Alert, Senin (21/9/2020).

Baca Juga: Nggak Rumit, Ini Cara Mudah Hapus Akun Instagram

O'Donoghue menambahkan, karena manusia menggunakan hari Matahari di kalender, maka akan terhitung 365 hari dalam setahun. Tapi Bumi sebenarnya menyelesaikan rotasi penuh (hari sidereal) 366 kali per tahun.

Ia menjelaskan perbedaan antara kedua jenis hari ini sebagai soal pemilihan objek latar belakang yang digunakan sebagai dasar perbandingan rotasi Bumi.

Rotasi penuh relatif terhadap posisi Matahari disebut sebagai hari Matahari. Sedangkan rotasi penuh relatif terhadap semua bintang lain yang dilihat adalah hari sidereal.

Baca Juga: Bawa RAM 8 GB dan Layar 90 Hz, Ini Spesifikasi Realme 7i

Menurut O'Donoghue, jika manusia menggunakan hari sidereal sebagai gantinya, maka Matahari akan terbit sekitar empat menit lebih awal setiap hari dan setelah enam bulan, Matahari akan terbit 12 jam lebih awal.

Para Ilmuwan telah memutuskan untuk menggunakan ritme harian Matahari, bukan bintang untuk menentukan 1 hari di Bumi. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Baca Juga: PBB Sebut 190 Negara Tak Berhasil Penuhi Target Selamatkan Bumi

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB