Menurut Kepala LAPAN, Kiamat Bisa Terjadi di Bumi Jika Satelit Terganggu

Di masa revolusi industri 4.0 ini, satelit jadi teknologi penting.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 07 Oktober 2020 | 22:00 WIB
Logo LAPAN. (LAPAN)

Logo LAPAN. (LAPAN)

Hitekno.com - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN, Thomas Djamaluddin menyebut kiamat bisa saja terjadi di masa revolusi industri 4.0 ini jika satelit terganggu.

Karena jika ada gangguan pada satelit, akan segera menimbulkan gangguan besar dalam kehidupan manusia di Bumi.

Saat membuka webinar Festival Sains Antariksa 2020: Satellite for Better Life secara daring di Jakarta, Rabu (7/10/2020) Kepala LAPAN ini mengatakan pada tahun 2012 masyarakat ribut soal datangnya kiamat, namun yang terjadi sebenarnya adalah bahwa badai matahari mengancam operasi satelit di antariksa.

Baca Juga: Saking Banyaknya, Astronom Frustasi karena Satelit SpaceX

"Bayangkan jika satelit terhantam badai matahari dan rusak, ada yang mati dan tidak bisa berfungsi lagi, justru mengganggu satelit lain yang masih berfungsi. Maka sekian banyak kehidupan di bumi akan terganggu, sekian banyak operasional bank terganggu. Itu terjadi saat satelit Telkom-1 milik PT Telkom Indonesia terganggu dan membuat masyarakat tidak bisa akses ATM," kata Thomas.

Sejak satelit Sputnik 1 yang diluncurkan Rusia mengorbit pada 1957, teknologi satelit terus berkembang dan semakin menjadi kebutuhan. Teknologi satelit menjadi tulang punggung teknologi informasi dan komunikasi yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa ini.

Wujud Satelit Nusantara Satu. (PSN)
Ilustrasi Satelit. (PSN)

Indonesia menjadi negara ke-3 setelah Amerika Serikat dan Kanada yang memanfaatkan satelit komunikasi dengan meluncurkan satelit Palapa tahun 1976.

Baca Juga: Misi Peluncuran Satelit, Pendorong Roket China Hampir Menimpa Sekolah

Sejak saat itu, kata Thomas, masyarakat membiasakan penggunaan satelit untuk komunikasi. Penggunaan satelit kemudian meluas ke bidang penyiaran dan kemudian internet.

Indonesia juga menggunakan satelit untuk memantau bumi, cuaca, sumber daya alam, dan lingkungan di samping untuk keperluan telekomunikasi data perbankan.

"BRI satu-satunya yang punya satelit sendiri, dan kita paham perbankan salah satu sektor perekonomian yang banyak didukung teknologi satelit. Komunikasi data sangat bergantung dengan satelit. Tanpa membawa uang tunai kini kita bisa mengambil di ATM," ujarnya.

Baca Juga: SpaceX Klaim Kecepatan Unduh Satelit Starlink Capai 100 Megabit per Detik

Thomas menyebut tahun 2020 sebagai tahun istimewa karena berbagai pembatasan dan hambatan yang muncul akibat pandemi Covid-19 memaksa masyarakat meloncat lebih cepat ke kehidupan revolusi industri 4.0.

Pandemi membuat berbagai kegiatan harus dilakukan dari jarak jauh, mulai dari jual beli, pembelajaran, rapat-rapat pemerintah, seminar, hingga konferensi.

"Sekarang siswa juga dipaksa untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Tentu masing-masing kita harus belajar terkait perkembangan baru ini," katanya. 

Baca Juga: Luncurkan 180 Satelit dalam 1 Bulan, SpaceX Pecahkan Rekor

Itulah pernyataan kepala LAPAN Thomas Djamaluddin yang mengungkap sangat pentingnya satelit bagi manusia. Bahkan jika terjadi gangguan bisa menyebabkan kiamat digital di Bumi.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB