Kepala BMKG: La Nina Bisa Picu Bencana, Masyarakat Diminta Waspada

La Nina yang datang di musim hujan bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, dan banjir bandang.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 16 Oktober 2020 | 10:30 WIB
Logo BMKG. (BMKG)

Logo BMKG. (BMKG)

Hitekno.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaanya terkai hadirnya La Nina pada musim hujan mendatang.

Menurut Kepala BMKG ini, La Nina bisa memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, dan banjir bandang. Sehingga masyarakat diharapkan lebih waspada.

Dwikorita di Temanggung, Kamis (15/10/2020), mengatakan mulai bulan Oktober ini La Nina dampaknya mengakibatkan peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian tengah dan utara.

Baca Juga: BMKG Gelar Latihan Mitigasi Menghadapi Tsunami Raksasa di Selatan Jawa

"La nina berasal dari Samudera Pasifik akibat suhu muka air laut Samudera Pasifik mengalami anomali, yaitu lebih dingin hampir mendekati minus 1 derajat sementara suhu di Kepulauan Indonesia lebih hangat," katanya usai menutup Sekolah Lapang Iklim Operasional di Kabupaten Temanggung.

Ia menuturkan perbedaan suhu itu mengakibatkan terjadinya pergerakan aliran masa udara basah dari Samudera Pasifik bergerak menuju kepulauan Indonesia, dampaknya akan terasa hingga ke Pulau Jawa.

"Pada saat La Nina terjadi peningkatan curah hujan dari 20 sampai 40 persen di atas normalnya, itu secara umum, Jawa juga kena, kecuali Sumatera yang tidak terkena," kata Kepala BMKG.

Baca Juga: BMKG: Gempa Tektonik Berkurang Selama September

Ia menyampaikan potensi La Nina yang berdampak pada peningkatan curah hujan mencapai 20-40 persen di Jateng, terutama wilayah selatan yakni Cilacap, Purworejo, Kebumen, kemudian di bagian utara timur seperti Demak.

"Wilayah Wonosobo dan Banjarnegara juga terkena tetapi Temanggung 0 persen. Banjarnegara dan Wonosobo kena 20 persen itu kelebihannya terhadap curah hujan normal dalam satu bulan," katanya.

Ia menyampaikan meskipun Temanggung tidak terkena La Nina kondisi normal pun kondisi curah hujan sudah tinggi.

Baca Juga: BMKG: Wilayah Ini Berisiko Terdampak Iklim La Nina

"Perlu kami sampaikan puncak La Nina diperkirakan pada Desember, Januari, dan Februari mendatang, tetapi puncak musim hujan Januari, Februari," kata Dwikorita Karnawati.

Oleh karena itu, katanya yang dikhawatirkan adalah dampak hujan tersebut terhadap produksi atau komoditas pertanian dan perkebunan sehingga sekolah lapang iklim ini meskipun ditutup hari ini, diharapkan masih ada komunikasi dan pembelajaran lebih lanjut.

Itulah peringatan Dwikorita Karnawati atas La Nina yang bisa memicu bencana, karena itu masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaannya. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Baca Juga: BMKG: Hujan Es di Bogor Terkait Awan Comulunimbus

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB