Hitekno.com - Es laut di Kutub Utara yang sempat mencair selama musim panas, biasanya bakal kembali membeku di musim dingin. Namun untuk pertama kalinya, beberapa wilayah belum menunjukkan pembentukas es kembali.
Menurut laporan, hingga saat ini di lepas pantau Siberia belum terlihat adanya pembekuan meski sudah memasuki akhir Oktober.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah bahwa Laut Laptev di Samudera Arktik gagal membeku di akhir tahun. Hal ini terjadi karena tingkat pencairan tahunan yang telah meningkat selama beberapa tahun, dengan musim panas pertama di Kutub Utara tanpa es diperkirakan akan terjadi antara 2030 dan 200.
Baca Juga: Hasil Penelitian Baru: Es Kutub Utara Diprediksi Hilang pada 2035
Tahun ini menjadi bencana yang sangat besar bagi wilayah tersebut, dengan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, hingga menyebabkan suhu melonjak mencapai 10 derajat Celcius di Siberia pada Juni.
Dengan musim dingin yang semakin dekat, dampak dari musim panas yang sangat terik pada tahun ini terlihat jelas karena pembibitan es utama Arktik di Laut Laptev gagal membeku.
Biasanya, es terbentuk di sepanjang garis pantai Siberia utara di awal musim dingin dan kemudian tertiup ke seluruh Laptev dan sekitarnya oleh angin kencang. Saat tertiup, itu membawa nutrisi melintasi Kutub Utara sebelum akhirnya mencair di Selat Fram, antara Svalbard dan Greenland, pada musim semi.
Baca Juga: Ditemukan Bahan Kimia Misterius di Kutub Utara, Diklaim Tahan Lama
Namun, pembekuan selanjutnya yang berarti es tahun ini akan memiliki lebih sedikit waktu untuk mempertebal lapisan dan meningkatkan kemungkinan es mencair sebelum mencapai Selat Fram.
Akibatnya, plankton di seluruh Kutub Utara akan menerima lebih sedikit nutrisi sehingga mengurangi kapasitasnya untuk menghilangkan karbon dioksida di atmosfer. Pada akhirnya, hal ini juga akan berdampak pada efek rumah kaca dan menghasilkan suhu global yang lebih tinggi.
"Kurangnya pembekuan sejauh musim gugur ini belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Kutub Utara Siberia," kata Zachary Labe dari Colorado State University dalam pernyataan kepada The Guardian, dikutip dari IFL Science, Selasa (27/10/2020).
Baca Juga: NASA Bagikan Potret Kutub Utara Ganymede, Bulan Terbesar di Tata Surya
Suhu musim panas ekstrem yang dialami di ujung utara musim panas ini menyebabkan es Laut Laptev mencair lebih awal dari sebelumnya, sehingga menciptakan area perairan terbuka yang luas. Karena air ini menyerap sinar Matahari, suhu mencapai 5 derajat Celcius di atas rata-rata.
Kegagalan pembekuan es Laut Laptev juga memecahkan rekor tutupan es laut yang rendah di seluruh Kutub Utara tahun ini.
Selain itu, dengan pembekuan yang terbatas tahun ini kemungkinan besar akan menghasilkan es yang lebih tipis dan pencairan lebih awal tahun depan juga kemungkinan besar akan terjadi.
Baca Juga: Akibat Kebocoran Minyak, Kutub Utara Terancam Terdampak Kebakaran
Hal ini akan mengakibatkan lebih banyak area perairan terbuka sepanjang musim panas dan menyebabkan kenaikan suhu laut yang lebih besar di tahun depan. Labe dan ilmuwan iklim lainnya menyerukan kepada para pembuat kebijakan untuk mengekang emisi dan menyelamatkan lautan es Kutub Utara.
Itulah laporan kegagalan pembekuan es di Kutub Utara meski sudah memasuki akhir Oktober, masa yang sehrusnya sudah musim Dingin. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).