Ilmuwan Temukan Meteorit di Gurun Sahara, Jadi Bukti Ada Air di Mars

Meteorit seberat 84 gram, dinamai sebagian setelah tempat pendaratannya di Afrika Barat Laut yang pecah saat memasuki atmosfer Bumi.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Minggu, 01 November 2020 | 13:30 WIB
Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Hitekno.com - Adanya meteorit di Gurun Sahara yang ditemukan Ilmuwan ini ungkap adanya air di Mars 4,4 miliar tahun lalu.

Komposisi mineral meteorit Mars NWA 7533, yang ditemukan pada 2012, menunjukkan adanya tanda kimia oksidasi, yang akan terjadi saat terbentuknya air. 

Meteorit seberat 84 gram, dinamai sebagian setelah tempat pendaratannya di Afrika Barat Laut adalah bagian dari batuan angkasa yang pecah saat memasuki atmosfer bumi.

Baca Juga: Yahoo Rilis HP Android, Dibanderol Cuma Rp 700 Ribu

Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa air telah ada di Planet Merah setidaknya selama 3,7 miliar tahun. Tetapi dengan mempertimbangkan usia NWA 7533 yang ditetapkan sebelumnya dan komposisi mineralnya yang baru ditemukan, para peneliti sekarang telah menyimpulkan ada air yang hadir 700.000 tahun lagi, sebelum perkiraan ini.

Meteorit NWA 7034. [NASA]
Meteorit NWA 7034. [NASA]

Jika ada air di Mars lebih awal dari yang diperkirakan itu menunjukkan bahwa air mungkin merupakan produk sampingan alami dari beberapa proses di awal pembentukan planet. Ini dapat membantu menjawab pertanyaan dari mana air berasal, yang pada gilirannya dapat memengaruhi teori tentang asal-usul kehidupan di luar bumi.

Para ilmuwan mengungkapkan pada 2013 bahwa NWA 7533 berusia 4,4 juta tahun, menjadikannya meteorit Mars tertua yang ada.

Baca Juga: Ditenagai Kirin 990E, Huawei Mate 30E Pro Resmi Dikenalkan

"Sampel NWA 7533 kami menjalani empat jenis analisis spektroskopi, cara mendeteksi sidik jari kimiawi. Kami menemukan bukti kuat untuk oksidasi magma. Klas beku atau batuan terfragmentasi, di meteorit terbentuk dari magma dan biasanya disebabkan oleh benturan dan oksidasi," kata penulis studi Profesor Takashi Mikouchi di Universitas Tokyo, dilansir laman Dailymail, Minggu (1/11/2020).

Menurutnya, oksidasi ini bisa terjadi jika ada air di atau di kerak Mars 4,4 miliar tahun yang lalu selama tumbukan yang melelehkan sebagian kerak. Analisis tersebut juga menunjukkan bahwa dampak seperti itu akan melepaskan banyak hidrogen.

"[Ini] akan berkontribusi pada pemanasan planet pada saat Mars sudah memiliki atmosfer isolasi tebal karbondioksida," kata Mikouchi.

Baca Juga: Untuk Pengguna Tunanetra, Apple Hadirkan Fitur Khusus di iPhone 12 Pro

Hampir satu dekade lalu, dua meteorit ditemukan di Gurun Sahara, Afrika - NWA 7034, ditemukan pada 2011, dan NWA 7533, ditemukan pada 2012, dari mana Mikouchi dan rekannya memperoleh sampel untuk dianalisis.

NWA adalah singkatan dari North West Africa dan nomornya adalah urutan meteorit secara resmi disetujui oleh Meteoritical Society, sebuah organisasi ilmu planet internasional.

Sudah diketahui bahwa kedua meteorit tersebut berasal dari Mars, berkat perbandingan dari bukti yang dikumpulkan oleh pendarat Mars.

Baca Juga: Bangun Kota di Planet Mars, Elon Musk Janji Buat Jembatan Internet

Untuk mengonfirmasi asal Mars NWA 7533, perbandingan diambil dari misi Viking NASA pada 1970-an, yang mendaratkan beberapa instrumen buatan manusia paling awal di permukaan Planet Merah.

Planet Mars. [Shutterstock]
Planet Mars. [Shutterstock]

Beberapa meteorit ini mengandung gas yang terperangkap yang cocok dengan atmosfer Mars yang dianalisis oleh misi eksplorasi Mars, NASA Viking.

NWA 7533 dan NWA 7034 yang lebih terkenal, lebih dikenal sebagai 'Black Beauty', semuanya merupakan bagian dari grup yang sama setidaknya 10 fragmen, semuanya dengan nomor berbeda, menurut Mikouchi.

"Meteorit Mars ini memiliki rasio isotop oksigen yang berbeda, tetapi identik dari bahan luar angkasa lainnya, jadi kami tahu bahwa mereka berasal dari badan induk yang sama," katanya.

Semuanya jatuh di Bumi oleh peristiwa yang sama, tetapi mungkin terfragmentasi selama masuknya atmosfer dan tersebar di gurun Sahara.

"Kemudian orang-orang mengambilnya secara terpisah dan fragmen-fragmen itu memperoleh nama yang berbeda," ujar dia.

Pada 2013, NWA 7034 bertanggal 2,1 miliar tahun, meteorit Mars tertua kedua setelah NWA 7533. Para ilmuwan mengatakan, pada saat itu meteorit seukuran bola kriket mengandung bukti lebih banyak air daripada meteorit Mars lainnya yang ditemukan di Bumi.

Sebagian dari NWA 7034 disumbangkan ke Universitas New Mexico oleh seorang Amerika yang membelinya dari pedagang meteorit Maroko. Banyak meteorit Mars yang ada saat ini telah ditemukan di Sahara.(Suara.com/Dyhtia Novianty)

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB