Inilah Kota dengan Udara Paling Beracun, Bukan di Indonesia

New Delhi, India dinobatkan sebagai kota dengan kualitas udara paling beracun di dunia.

Agung Pratnyawan

Posted: Minggu, 08 November 2020 | 14:00 WIB
Ilustrasi polusi udara. (Pixabay)

Ilustrasi polusi udara. (Pixabay)

Hitekno.com - Di saat pandemi ini, banyak kota dilaporkan memiliki udara yang lebih bersih dari polusi karena diberlakukannya lock down. Namun beda dengan kota satu ini, yang malah tercatat sebagai kota dengan udara paling beracun pada 2020.

Tenang bukan di Indonesia, kota yang tercatat dengan udara paling beracun selama 2020 ini berada di India. Yup, New Delhi merupakan ibu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia

Kota penting di India ini mengalami hari paling beracun dalam setahun pada Kamis (5/11/2020), mencatat konsentrasi partikel PM2.5 beracun pada 14 kali batas aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Tingkat Polusi Ozon Meningkat Selama 20 Tahun Terakhir, Berbahaya?

Epidemi virus corona yang mengamuk, dengan lebih dari 400.000 kasus dikonfirmasi di kota berpenduduk 20 juta itu, telah meningkatkan kewaspadaan atas bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh kabut asap, dengan dokter memperingatkan peningkatan tajam penyakit pernapasan.

"Saat ini di Delhi, virus corona dan polusi menyebabkan kekacauan besar. Kami melihat seluruh langit tertutup asap, dan karena itu, situasi dari virus corona semakin memburuk," kata Arvind Kejriwal, kepala menteri New Delhi dalam rekaman video di Twitter dilansir laman Aljazeera, Minggu (8/11/2020).

Partikel PM2.5 mematikan berdiameter kurang dari 2,5 mikron, dapat menembus penghalang paru-paru dan memasuki sistem darah, berpotensi menyebabkan penyakit kardiovaskular dan pernapasan termasuk kanker paru-paru, menurut WHO.

Baca Juga: Dikenal Punya Tingkat Polusi Tertinggi, Kualitas Udara India Membaik

"Bangun dengan perasaan bahwa sampah beracun terjebak di tenggorokan saya," kata Rahul Ojha, seorang warga yang menandai otoritas pemerintah dalam sebuah tweet, menyalahkan mereka karena tidak bertindak.

Ilustrasi polusi udara di New Delhi, India. [shutterstock]
Ilustrasi polusi udara di New Delhi, India. [shutterstock]

Polusi udara New Delhi biasanya memburuk pada Oktober dan November karena para petani membakar tunggul di negara bagian sekitarnya, asap lalu lintas, dan hari-hari tanpa angin.

Badan pemantauan kualitas udara dan cuaca federal mencatat 4.135 insiden kebakaran pertanian, yang tertinggi di musim ini. Petasan yang dinyalakan untuk festival Hindu pada Rabu menambah masalah, kata beberapa orang.

Baca Juga: Pamer Foto Langit Bukti Polusi Berkurang, Netizen Bikin Pengakuan Kocak Ini

Tingkat PM2,5 rata-rata adalah 370 per meter kubik udara, melebihi batas aman yang ditetapkan WHO yaitu 25 per meter kubik.

Indeks kualitas udara keseluruhan (AQI), yang mencakup polutan lain selain partikel PM2,5, melintasi 460 pada skala 500, terburuk sejak 14 November 2019.

Jika kualitas udara tetap di zona parah selama 48 jam, pihak berwenang dapat melarang kendaraan memasuki New Delhi, menghentikan konstruksi, dan menghentikan separuh mobil milik penduduk agar tidak dikendarai di jalan melalui skema ganjil-genap.

Baca Juga: Polusi Berkurang, Pegunungan Himalaya Terlihat di India Setelah 30 Tahun

Itulah laporan terbaru yang menempatkan New Delhi, India sebagai kota dengan kualita udara paling beracun di Dunia selama 2020. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB