Soal Prediksi Gempa Magnitudo 8,9 di Sumbar, Ini Kata Pakar

Menurut pakar gempa Universitas Andalas, prediksi ini sudah muncul sejak 2011 bahkan 2005.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 18 November 2020 | 08:30 WIB
Ilustrasi gempa. (Pixaba)

Ilustrasi gempa. (Pixaba)

Hitekno.com - Sempat muncul adanya prediksi ahli soal gempa bermagnitudo 8,9 di Sumatera Barat. Menurut pakar gempa Universitas Andalas (Unand) Padang Dr Badrul Mustafa, hal ini bukan berita baru dan sudah lama diperkirakan.

Meski sudah lama diprediksikan akan terjadi gempa, Dr Badrul Mustafa menyampaikan kalau kapan terjadinya masih belum bisa dipastikan.

"Itu berita lama, sejak 2011 sudah mulai diingatkan lagi, bahkan sejak 2005 sebetulnya. Akibat tumbukan Lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia, di wilayah Indonesia terakumulasi energi yang berpotensi menimbulkan gempa mikro, kecil, sedang sampai kuat dan sangat kuat," kata Badrul dimuat Suara.com, Rabu (18/11/2020).

Baca Juga: BMKG: Tsunami Akibat Gempa Turki Tak Berdampak di Indonesia

Menurutnya, potensi ini berasal dari megathrust, yang di Sumbar bersumber dari dua segmen, yakni segmen Siberut dan Sipora-Pagai. Kedua segmen ini memiliki periode ulang gempa besar setiap 200 tahun.

Akan tetapi ia melihat tetap saja sebagian orang merasa baru dan menakutkan dan gempa yang terjadi di Padang pada Selasa pagi tepat dengan yang disampaikan oleh BPBD Sumbar untuk mengingatkan masyarakat agar tetap waspada.

"Kuncinya tetap meningkatkan kesiapsiagaan diri dan keluarga untuk menghadapinya, agar risiko dapat diminimalkan," kata Dr Badrul Mustafa.

Baca Juga: BMKG: Gempa Tektonik Berkurang Selama September

Ia menjelaskan di jalur Megathrust Mentawai, potensi gempa besar di segmen Sipora-Pagai sudah keluar dan sudah terjadi periode ulangnya.

Gempa Magnitudo 6,3 di Sumbar, Selasa (17/11/2020). [Twitter/@BMKG}
Gempa Magnitudo 6,3 di Sumbar, Selasa (17/11/2020). [Twitter/@BMKG}

Tahun 1833 di segmen ini terjadi gempa sangat kuat bermagnitudo 8,9 yg diikuti oleh tsunami. Tapi pada periode ulang yg kemarin potensi gempa kuat ini dicicil menjadi empat kali gempa kuat, yakni 12 September 2007 dengan kekuatan 8,4, 13 September 2007 pukul 06.55 WIB dengan kekuatan 7,9.

"Kemudian masih 13 September 2007 pukul 11.00 WIB dengan kekuatan 7,2 dan alhamdulillah ketiga gempa kuat dan sangat kuat ini tidak menimbulkan tsunami karena episentrumnya tidak berada di tempat yang bisa menimbulkan tsunami," ujarnya

Baca Juga: Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dari UGM, Diklaim Bisa Deteksi Sebelumnya

Ia menyebutkan energi di segmen ini belum habis karena sisanya keluar 25 Oktober 2010 dengan kekuatan 7,4 berepisentrum di barat daya Pagai Selatan, dan menimbulkan tsunami.

"Maka, di segmen ini Insya Allah selesai periode ulangnya. Kalau pun terjadi beberapa kali gempa di segmen ini, tentunya kecil saja sebab energinya sudah habis dan gempa besar akan terulang lagi 200 tahun mendatang," kata dia.

Akan tetapi ia mengingatkan di Mentawai ada satu segmen lagi, yakni segmen Siberut, yang sejak gempa terakhir pada 1797 belum terjadi gempa besar sehingga perlu diwaspadai.

Baca Juga: Mengenal Sunda Megathrust, Ancaman Serius Penyebab Gempa Dahsyat

Ia memastikan potensi gempa di segmen Siberut ini dengan kekuatan di atas 8.5, tidak ada seorang pun yg bisa memprediksi kapan keluar bahkan pakar sekali pun, kata dia.

"Kita harus selalu waspada menghadapinya dan itu yang harus dilakukan sebagai konsekuensi tinggal di daerah rawan gempa," kata ahli gempa ini.

Ilustrasi gempa. (pixabay/Tumisu)
Ilustrasi gempa. (pixabay/Tumisu)

Lalu, potensi gempa tersebut juga tidak bisa diprediksi bagaimana cara keluarnya, apakah seperti di segmen Sipora-Pagai yang dicicil menjadi empat gempa dengan satu gempa sangat kuat dan tiga gempa kuat.

"Kalau satu gempa utama tunggal, maka kekuatannya bisa di atas 8.5. Kalau empat, maka paling tinggi 8,4 atau 8,3. Kalau dipecah sepuluh, tentu lebih kecil dari itu. Kalau dipecah menjadi sejuta gempa tentu tidak ada yang merusak yang timbul. Hanya kecil-kecil saja dan Allah punya kuasa," katanya.

Ia berpesan kita hanya bisa berikhtiar untuk mengurangi risiko dengan melakukan mitigasi ditambah doa.

Sebelumnya Selasa, 17 November 2020 pukul 08.44 WIB wilayah Kepulauan Mentawai Sumatera Barat diguncang gempa tektonik. Analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter awal dengan magnitudo 6,3 yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,0.

Episenter gempa terletak pada koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 kilometer arah Barat Daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 13 kilometer.

Itulah penjelasan Dr Badrul Mustafa terkait adanya prediksi gempa bermagnitudo 8,9 di Sumatera Barat yang berasal dari megathrust. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB