Astronom Berencana Bangun Teleskop di Bulan, untuk Apa?

Teleskop di Bulan ini akan dibuat dengan cairan reflektif dan cermin diameter 100 meter.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 20 November 2020 | 07:00 WIB
Ilustrasi Bulan purnama. (NASA)

Ilustrasi Bulan purnama. (NASA)

Hitekno.com - Tim astronom telah mengemukakan rencanananya mengenai Ultimately Large Telescope, yaitu teleskop yang akan dibangun di Bulan dalam rangka mencari tahu batas alam semesta.

Dengan pembangunan telekop di Bulan ini, para astronom mengaku bisa meneliti lebih jauh mengenai alam semesta dan semakin dekat dengat proses terbentuknya.

Seperti namanya, teleskop tersebut akan memiliki cermin utama berdiameter 100 meter, berukuran lebih besar dari teleskop terencana terbesar yang sedang dikerjaan saat ini.

Baca Juga: Sempat Hilang, Ilmuwan Berhasil Temukan Kembaran Bulan

Mencapai ukuran seperti itu, cermin akan dibuat dari cairan reflektif yang terus berputar untuk mendapatkan bentuk parabola yang benar.

Alih-alih meletakkannya di Bumi, astronom mengusulkan untuk membangunnya di Bulan karena tanpa pengaruh atmosfer Bumi, teleskop akan memiliki kejernihan yang luar biasa.

Ide tersebut pertama kali diusulkan pada 2008 oleh tim yang dipimpin Roger Angel dari University of Arizona, dalam sebuah proposal yang disebut sebagai Lunar Liquid-Mirror Telescope (LLMT).

Baca Juga: Bersama NASA, Eropa Ikut Serta Pembangunan Stasiun Luar Angkasa di Bulan

Dalam makalah yang diterbitkan di The Astrophysical Journal, para ahli telah menghasilkan kalkulasi baru pada kekuatan instrumen semacam itu. 

Ultimately Large Telescope. [Mcdonaldsobservatory]
Ultimately Large Telescope. [Mcdonaldsobservatory]

Tim pikir itu akan memungkinkan para astronom mencapai tujuan, yang terdengar mustahil dalam waktu dekat, yaitu mengamati bintang-bintang pertama di alam alam semesta.

"Sepanjang sejarah astronomi, teleskop telah menjadi lebih kuat, memungkinkan kita untuk menyelidiki sumber-sumber dari masa kosmik sebelumnya secara berturut-turut, semakin mendekati Big Bang," kata Profesor Volker Bromm, anggota tim dan ahli teori yang telah mempelajari bintang-bintang pertama selama beberapa dekade, dilansir dari IFL Science, Kamis (19/11/2020).

Baca Juga: NASA Temukan Molekul Misterius di Atmosfer Bulan Saturnus, Apa Itu?

Dia menambahkan, teori memprediksi bahwa ada waktu yang lebih awal, ketika galaksi belum ada, di mana bintang individu pertama kali terbentuk.

"Untuk meneliti ini, kami membutuhkan teleskop mutakhir. Bahkan ini diluar kemampuan JWST yang akan datang," ujarnya.

Teleskop akan ditempatkan di sebuah kawah di dekat Kutub Selatan Bulan. Teleskop itu akan menjadi stasioner, selalu mempelajari bidang langit yang sama tetapi mengumpulkan cukup data untuk mengungkap Cosmic Dark Ages.

Baca Juga: NASA Ungkap Temuan Molekul Aneh di Atmosfer Bulan Saturnus

Itulah rencana tim ilmuwan yang ingin membangun teleskop di Bulan agar bisa meneliti lebih jauh lagi alam semesta ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB