Termasuk Awan UFO, Ini 3 Peristiwa Sains Paling Menghebohkan 2020

Dari awan UFO hingga Matahari Buatan China, deretan peristiwa sains ini cukup menggemparkan pada 2020.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Kamis, 10 Desember 2020 | 06:00 WIB
Lenticular Clouds di Gunung Lawu (Instagram @lukman.hakiem/ via @gunungindonesia)

Lenticular Clouds di Gunung Lawu (Instagram @lukman.hakiem/ via @gunungindonesia)

Hitekno.com - Pada 2020, kita dihampiri dengan beberapa peristiwa sains teknologi yang cukup menggemparkan. Tim HiTekno.com akan membagikan tiga peristiwa sains teknologi teratas yang paling bikin heboh sepanjang 2020.

Terkadang, fenomena alam yang unik sering dihubung-hubungkan dengan suatu pertanda tertentu.

Dari segi keilmuan, sebenarnya fenomena unik di alam bisa dijelaskan secara ilmiah.

Baca Juga: Awasi Hutan, Taman Nasional Bali Barat Jajai Pemanfaatan Teknologi AI

Sepanjang tahun 2020 ini kita sempat dihebohkan dengan bentuk awan unik yang terjadi pada beberapa gunung di Jawa.

Tak hanya itu, terdapat suara dentuman misterius di wilayah Jakarta sekitarnya yang pernah membuat geger media sosial.

Berikut tiga peristiwa sains teknologi yang paling menghebohkan sepanjang 2020:

Baca Juga: Gabungkan Teknologi dan Fashion, Huawei Hadirkan Eyewear II

1. Awan Topi atau Awan UFO pada Beberapa Gunung di Jawa

Lenticular Clouds di Gunung Merapi dan Gunung Merbabu (Instagram @dyahkurnia_dk via @gunungindonesia)
Lenticular Clouds di Gunung Merapi dan Gunung Merbabu (Instagram @dyahkurnia_dk via @gunungindonesia)

Keberadaan awan topi atau awan bentuk UFO ini terkadang dikaitkan dengan pertanda mengenai kabar buruk atau bencana di suatu tempat. Namun akun resmi BMKG sudah menjelaskan bahwa awan topi tersebut bukanlah merupakan pertanda di mana itu adalah fenomena alam biasa.

Dikutip dari Suara.com, Lenticular Clouds muncul di beberapa gunung di Pulau Jawa secara bersamaan. Sejumlah warganet membagikan foto-foto fenomena awan berbentuk seperti UFO atau caping itu dan kemudian viral di media sosial.

Baca Juga: ISS Deteksi Kebocoran Udara dengan Ini, Bukan Teknologi Canggih

Terpantau pada awal November 2020, Lenticular Clouds atau awan lentikular terlihat di Gunung Sumbing, Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Sindoro, Gunung Lawu, Gunung Merbabu, Gunung Merapi dan Gunung Lawu.

Lenticular Clouds merupakan sejenis awan unik yang terbentuk di sekitar bukit maupun gunung karena efek dari pergerakan udara di area gunung. Awan Lenticular memiliki nama panggilan lain seperti “Kapal Awan”, “awan surga” dan “lennies”.

Pergerakan udara ini menimbulkan sebuah pusaran. Awan Lenticular disebut terjadi karena aliran udara di atas gunung stabil dan dalam kondisi lembab.

Baca Juga: Huawei: Sinergi Teknologi Mempercepat Transformasi Digital di Asia Pasifik

Partikel awan tersebut padat karena aliran udara lembab yang terus mengalir di sekitar awan dan bertahan hingga berhari-hari.

Awan Lenticular pada umumnya terbentuk seperti piring raksasa atau orang sering menyebutnya seperti UFO, caping, atau topi. Penampakan awan seperti itu tidak berbahaya bagi pendaki, namun bagi pesawat terbang, fenomena ini bisa menyebabkan kendala turbulensi.


2. Suara Dentuman Misterius

BMKG mencatat ada beberapa aktivitas petir di Gunung Salak Bogor yang jadi dugaan sementara penyebab suara dentuman misterius yang terdengar oleh sebagai warga Jakarta, Minggu (20/9/2020) malam. [Twitter@DaryonoBMKG]
BMKG mencatat ada beberapa aktivitas petir di Gunung Salak Bogor yang jadi dugaan sementara penyebab suara dentuman misterius yang terdengar oleh sebagai warga Jakarta, Minggu (20/9/2020) malam. [Twitter@DaryonoBMKG]

Pada sekitar tanggal 20 hingga 21 September 2020, warga Jakarta dihebohkan dengan suara dentuman misterius yang terdengar cukup jelas.

Awalnya BMKG menduga suara dentuman yang terdengar di sebagian wilayah Jakarta berasal dari aktivitas petir di sekitar kawasan Gunung Salak Bogor.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan di Jakarta, Minggu (20/9/2020), pihaknya tak ingin berspekulasi soal asal muasal dari suara dentuman.

Namun berdasar monitoring lightning detector waktu terjadinya dentuman bertepatan dengan aktivitas petir yang terjadi di kawasan Gunung Salak sekitar pukul 19.00-21.00 WIB.

Meski begitu, kabar selanjutnya adalah dentuman kuat itu diyakini berasal dari ledakan TNT atau Trinitrotoluena di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Kadispen TNI AU Marsma Fajar Adriyanto menjelaskan bahwa dentuman suara tersebut berasal dari ledakan TNT saat Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU tengah menggelar tradisi penerimaan anggota baru.

"Iya itu dari Paskhas, mereka sedang ada kegiatan dan itu bomnya itu TNT hanya blast suara saja," kata Fajar kepada wartawan, Senin (21/9/2020).

Menurut Fajar, tradisi tersebut biasa dikenal dengan pendadakan. Di mana bagi anggota baru akan dibangunkan dengan menggunakan TNT.

3. "Matahari Buatan China" Berhasil Dinyalakan

HL-2M Tokamak reaktor nuklir matahari buatan China. (Global Times/ China Atomic Energy Authority)
HL-2M Tokamak reaktor nuklir matahari buatan China. (Global Times/ China Atomic Energy Authority)

Matahari buatan China, sebutan reaktor nuklir yang dikembangkan Tiongkok untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar namun tetap ramah lingkungan ini diklaim telah berhasil dinyalakan.

Dikutip dari Suara.com, reaktor HL-2M Tokamak adalah perangkat fusi nuklir terbesar dan paling canggih yang dikembangkan oleh para ilmuwan China. Perangkat itu diharapkan bisa menjadi sumber energi ramah lingkungan di masa depan.

Menurut People's Daily, surat kabar milik Partai Komunis China, reaktor HL-2M Tokamak memanfaatkan medan magnetik yang sangat kuat untuk meleburkan plasma panas yang bisa mencapai suhu di atas 150 juta derajat Celcius atau 10 kali lebih panas dari inti Matahari.

Berlokasi di Provinsi Sichuan dan rampung dibangun akhir 2019 kemarin, reaktor nuklir yang dijuluki "Matahari buatan China" karena tingginya suhu serta besarnya energi yang dihasilkan.

Adapun para ilmuwan China telah mulai mengembangkan reaktor fusi nuklir berukuran kecil sejak 2006. Fusi nuklir sendiri dianggap sebagai puncak dari pengembangan energi, karena meniru cara Matahari menghasilkan energi.

Itulah tadi tiga peristiwa sains teknologi paling menghebohkan sepanjang 2020, bagaimana pendapat kamu?

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB