LAPAN: Hujan Meteor Quadrantid Dini Hari Nanti Bisa Dilihat dari Indonesia

Meski puncaknya pada 3 Januari, hujan meteor Quadrantid masih bisa dilihat.

Agung Pratnyawan

Posted: Senin, 04 Januari 2021 | 19:30 WIB
Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay/OpenClipart)

Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay/OpenClipart)

Hitekno.com - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menyampaikan kalau hujan meteor Quadrantid puncaknya terjadi pada 3 Januari 2021 kemarin. Namun sampai hari ini masih bisa dilihat, termasuk dari wilayah Indonesia.

Menurut LAPAN, hujan meteor Quadrantid  tetap bisa disaksikan dalam beberapa hari setelah puncaknya kemarin.

"Pada saat puncak ada 120 meteor per jam, tetapi terganggu oleh cahaya bulan. Malam-malam berikutnya jumlah meteor makin berkurang, bisa teramati pada dini hari sesudah pukul 03.00 yang dapat dilihat di seluruh Indonesia," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin dimuat Suara.com (4/1/2020).

Baca Juga: Menurut Kepala LAPAN, Kiamat Bisa Terjadi di Bumi Jika Satelit Terganggu

Puncak aktivitas Quadrantid terjadi pada 3 Januari 2021 pukul 23.00 WIB sehingga ketampakan terbaik baru dapat disaksikan ketika titik radian Quadrantid sudah terbit keesokan harinya pada 4 Januari 2021.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman resmi LAPAN, Quadrantid dapat terlihat paling jelas bagi pengamat yang terletak di belahan bumi bagian utara karena posisi titik radian atau arah datangnya Quadrantid berada di langit utara.

Ilustrasi hujan meteor (Shutterstock).
Ilustrasi hujan meteor (Shutterstock).

Sementara di Indonesia, Quadrantid tampak dari arah timur laut setelah rasi bintang Bootes terbit, yaitu sekitar pukul 02.30 dini hari hingga pukul 05.00, dengan titik radian tertinggi terjadi sesaat sebelum fajar sekitar pukul 04.00.

Baca Juga: Lapan Pantau Cuaca Antariksa, Bisa Berdampak pada Kehidupan Manusia

Hujan meteor Quadrantid diperkirakan sudah ada sejak 500 tahun lalu. Hujan meteor ini muncul selama 12 Desember hingga 12 Januari setiap tahun, dengan puncaknya pada 2021 terjadi pada 4 Januari ketika fase Bulan susut (benjol akhir) berumur 20 hari sehingga akan mempengaruhi intensitas hujan meteor maksimum.

Quadrantid sama seperti hujan meteor Geminid yang tidak berasal dari komet tetapi berasal dari asteroid 2003 EH1. Hujan meteor Quadrantid muncul dari titik radian yang terletak di konstelasi Quadrands Muralis.

Adapun Quadran Muralis terletak di antara konstelasi Draco dan Bootes di dekat ekor konstelasi Ursa Mayor, dan saat ini termasuk ke dalam konstelasi Bootes.

Baca Juga: Lapan: Hujan Meteor Perseid Pekan Ini, Dapat Picu Dentuman

Itulah pernyataan LAPAN soal hujan meteor Quadrantid  yang masih bisa dinikmati dari wilayah Indonesia. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB