Ditemukan Kumbang Purba Berusia 100 Juta Tahun, Pandai Menyelinap

Punya bentuk unik, kumbang purba ini terlihat seperti sikat.

Agung Pratnyawan

Posted: Selasa, 19 Januari 2021 | 06:00 WIB
Penemuan kumbang purba berasal dari 100 juta tahun silam. [Oregon State University]

Penemuan kumbang purba berasal dari 100 juta tahun silam. [Oregon State University]

Hitekno.com - Para ilmuwan telah menemukan kumbang purba yang diberinama Stegastochlidus saraemcheana. Disebut-sebut berasal dari 100 juta tahun silam.

Kumbang purba ini merupakan genus baru dan spesies kumbang kulit kayu silinder. Uniknya, temuan ini berbentuk seperti sikat.

Makhluk tersebut ditemukan terjebak di amber berusia 100 juta tahun yang dikumpulkan di Lembah Hukawng, Myanmar utara.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Manusia Purba juga Lakukan Hibernasi, Mirip Beruang

Kumbang purba yang ditemukan ilmuwan tersebut diperkirakan berasal dari Periode Cretaceous, antara 145,5 juta dan 65,5 juta tahun yang lalu.

"Kumbang itu pasti menghabiskan hidupnya di antara lumut dan jamur, baik yang menempel di batang pohon atau di lantai hutan," kata George Poinar Jr., ahli paleobiologi dan entomologi di Oregon State University, seperti dikutip dari Live Science, Senin (18/1/2021).

Bentuk tubuhnya yang unik, kumbang tersebut dapat berkamuflase dan menungkinkannya menyamar atau berbaur dengan latar belakang berlumut.

Baca Juga: Harus Tahu, Ini 7 Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia

Kemampuan kamuflase tersebut membuat kumbang ini mendapatkan nama genusnya yang berasal dari kata Yunani "stegastos", yang berarti tertutup dan "chlidos" berarti ornamen.

Kumbang purba, Stegastochlidus saraemcheana. [Oregon State University]
Kumbang purba, Stegastochlidus saraemcheana. [Oregon State University]

Ornamen bergeri pada tubuhnya membuat kumbang tidak terlihat seperti serangga, namun tampak seperti sikat.

Dalam penelitian yang diterbitkan pada 15 Desember di jurnal Biosis: Biological Systems, para ahli menunjukkan bahwa bagian kepala menonjol dari tubuh tubular sebagai struktur bundar seperti jumbai yang ditutupi paku.

Baca Juga: Buaya Purba Enam Juta Tahun Silam Berenang dari Afrika ke Spanyol?

Bagian antena dua segmen memanjang dari kepala dan berakhir dalam bentuk seperti tongkat. Sementara dari tampilan samping, kepala berada di salah satu ujung kumbang, dengan kaki depan dan tengah tepat di belakangnya.

Kaki belakang hewan itu terletak agak lebih jauh ke belakang tubuh, di depan perut silinder kumbang.

Secara keseluruhan, kumbang purba ini memiliki ukuran hanya 4,2 milimeter tetapi tampak seperti memiliki 100 struktur paku di bagian punggung dan kepalanya.

Baca Juga: Punya Lebar Mulut 1,2 Meter, Fosil Hewan Laut Purba Ini Diteliti Ilmuwan

Selain membuatnya tampak seperti sikat, struktur paku ini kemungkinan membantu kumbang berbaur dengan lumut dan jamur.

"Hubungan erat dengan jamur ditunjukkan dengan untaian spora jamur, yang dikenal sebagai konidia, yang menempel pada kutikula kumbang atau penutup luar," tambah Poinar dalam pernyataannya.

Kumbang purba, Stegastochlidus saraemcheana. [Oregon State University]
Kumbang purba, Stegastochlidus saraemcheana. [Oregon State University]

Sepasang tungau parasit juga ditemukan menempel pada kumbang melalui mulutnya, tampaknya ikut terperangkap di dalam amber sekitar 100 juta tahun lalu.

Mulut kumbang yang runcing mengisyaratkan hewan itu adalah karnivora, jadi kumbang itu kemungkinan memangsa invertebrata lain.

Tubuhnya yang kecil, kumbang dapat dengan mudah menyelinap ke dalam struktur vertikal kayu dan berpotensi melahap pupa serta larva yang bertempat di sana.

Itulah temuan kumbang purba yang disebut berasal dari 100 juta tahun silam, namun masih utuh karena terjebak di dalam amber. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB