Hitekno.com - Para ilmuwan dari University of Alberta, Kanada melakukan penelitian terbaru yang menunjukkan lebih banyak partikel bermuatan dari angin Matahari bergerak mengarah ke Kutub Utara Bumi daripada ke Selatan.
Saat partikel bermuatan dari angin Matahari masuk ke medan magnet Bumi, hasilnya adalah tampilan cahaya yang dikenal sebagai Aurora Borealis di Belahan Bumi Utara (BBU) dan Aurora Australis di Belahan Bumi Selatan (BBS).
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mengira partikel bermuatan yang menyebabkan fenomena ini bergerak dalam jumlah yang sama menuju Kutub Utara dan Selatan. Namun, faktanya tidak dan para ahli belum tahu apa sebabnya.
Baca Juga: Maju dari Lower Bracket, Alter Ego Tumbangkan Omega Esports di Playoff M2
Data yang digunakan para ilmuwan dikumpulkan oleh konstelasi satelit Swarm, terdiri dari kumpulan tiga satelit yang telah mengamati medan magnet Bumi sejak 2013.
Dilansir dari Science Alert pada Jumat (22/1/2021), hal yang menjadi perhatian adalah Kutub Selatan magnet Bumi lebih jauh dari sumbu putar Bumi daripada Kutub Utara magnet.
Ini menyebabkan perbedaan pantulan dari jenis gelombang elektromagnetik yang dikenal sebagai gelombang Alfven, yang menyebabkan perbedaan cara Kutub Utara dan Selatan berinteraksi dengan angin Matahari.
Baca Juga: Realme Buds Q2 Kantongi Sertifikat FCC
Sejauh ini, pengukuran asimetri itu belum menunjukkan dampak yang jelas dan perlu dipelajari lebih lanjut.
Tim ilmuwan akan mengumpulkan lebih banyak data terkait memecahkan misteri mengapa angin Matahari lebih tertarik ke Kutub Utara. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Baca Juga: Gemes, Samsung Bikin Case Galaxy Buds Pro Mirip HP Jadul