Hitekno.com - Terbuat dari massa tetesan air atau kristal beku yang terkandung di atmosfer dan berada di atas permukaan Bumi maupun planet lain yang bisa membentuk awan.
Ketika kita melihat ke atas, tentu awan menjadi salah satu benda yang pertama kali diperhatikan. Meskipun terlihat serupa, tapi awan ternyata memiliki banyak jenis yang dikategorikan berdasarkan ketinggiannya. Nah, berikut ini jenis-jenis awan lengkap dengan penjelasannya.
Jenis-jenis Awan
Baca Juga: Jelang Ramadan, TikTok Ungkap Tren Terpopuler Pengguna Indonesia
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibagi menjadi tiga tingkat yakni:
Berikut ini penjelasan mengenai tiga kategori awan berdasarkan ketinggian dan tingkatannya.
1. Awan Tingkat Tinggi
Baca Juga: Wanita Ini Bikin Baju dari Kain Lap, Hasilnya Bikin Netizen Takjub
Cirrus merupakan salah satu jenis awan yang paling umum dan kerap ditemukan kapan pun. Awan ini memiliki karakteristik bentuk yang tipis seperti sutra. Awan Cirrus terbuat dari kristal es yang derajat pemisahannya memengaruhi seberapa transparan awan Cirrus tersebut. Awan ini terlihat menonjol di antara jenis awan karena kerap menghiasi langit ketika matahari terbenam.
Awan Cirrocumulus adalah awan yang paling indah. Ia berada di ketinggian 5 km di atas permukaan dengan pola menyerupai bulu putih kecil yang tersebar bermil-mil di atas langit. Awan Cirrocumulus juga dikenal sebagai 'langit makarel' karena terkadang ia berubah menjadi abu-abu dan menyerupai sisik ikan.
Awan Cirrostratus ini memiliki tampilan seperti lembaran atau selimut bergelombang yang menutupi langit. Awan ini memiliki karakteristik tembus cahaya sehingga kita dapat dengan mudah melihat sinar rembulan atau matahari di baliknya. Warna awan Cirrostratus ini sangat bervariasi yakni mulai abu-abu terang hingga putih. Awan Cirrostratus selalu bergerak ke arah barat dan biasanya ketika muncul Cirrostratus maka akan segera terjadi hujan.
Baca Juga: Setelah J3K, Gojek Hadirkan #PesanDariRumah Guna Mengingatkan Prokes
2. Awan Tingkat Menengah
Awan Altocumulus berada di ketinggian menengah sehingga sebagian dari awan ini terbentuk oleh tetesan air. Awan Altocumulus biasanya muncul di antara awan Stratus yang berada di ketinggian rendah dan awan Cirrus yang ada di ketinggian yang lebih tinggi. Sementara itu, jumlah curah hujan yang ada di Awan Altocumulus diprediksi mulai dari ringan hingga sedang.
Awan Altostratus berkaitan erat dengan hujan ringan hingga salju. Meskipun jenis awan Altostratus ini tidak dapat memproduksi hujan lebat, tapi ia bisa berubah menjadi awan Nimbostratus yang dipenuhi dengan kelembaban hingga hujan deras. Warna awan Altostratus umumnya abu-abu dan berbentuk halus.
Baca Juga: Gegara Bocorkan Data Perusahaan, Apple Gugat Mantan Karyawan
Nimbostratus merupakan perpaduan dari Bahasa Latin yang berarti Nimbus 'hujan' dan Stratus 'menyebar' sehingga awan Nimbostratus diartikan sebagai awan yang menghasilkan hujan lebat dengan lapisan yang tebal dan gelap. Bahkan, cahaya matahari pun tak bisa menembus gelapnya awan ini.
3. Awan Tingkat Rendah
Awan Stratus terdiri dari lapisan-lapisan awan tipis yang menutupi langit. Awan ini merupakan kabut yang terbentuk karena berdekatan dengan tnah. Secara kasat mata, Anda bisa dengan mudah membedakan awan Stratus dan lapisan awan horizontal yang menyerupai kabut. Biasanya awan ini mudah ditemui di daerah pesisir dan pegunungan.
Dari semua jenis awan, awan Cumulus adalah salah satu yang paling populer dan mudah dikenali. Awan ini menyerupai tumpukan kapan yang membentuk massa besar dengan tepi bulat. Awan Cumulus ini ditandai dengan cuaca cerah meskipun kerap mengeluarkan curah hujan ringan.
Cumulonimbus adalah awan yang berbentuk seperti bulu halus dan berwarna putih seperti Cumulus, namun dengan massa yang lebih besar. Awan Cumulonimbus kerap terlihat pada sore hari di musim panas dan musims emi ketika permukaan Bumi melepaskan panas.
Stratocumulus adalah awan yang bentuknya menyerupai selimut putih dan terbentang luas. Awan ini mirip dengan Cumulus, namun ukurannya jauh lebih besar. Stratocumulus memiliki warna abu-abu terang hingga gelap.
Banyak orang berpikiran akan turun hujan ketika melihat awan Stratocumulus. Meskipun kenyataanya, awan satu ini hanya membaca sedikit curah hujan atau gerimis. (Suara.com/Fitri Asta Pramesti)