Hitekno.com - Sebagai gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest tentu saja menjadi impian para pendaki. Tidak selamanya menyisakan kisah manis dari para pendaki yang sukses meraih puncaknya, Gunung Everest rupanya membuat ngeri dengan berbagai kisah jasad abadi di lokasi tersebut.
Medan yang sulit dan susah untuk digapai di Gunung Everest terkadang menjadi tantangan tersendiri untuk para pendaki yang begitu gemar mendaki gunung.
Sayangnya, medan sulit ini juga justru menelan korban. Para pendaki yang tidak mampu berjuang melawan dinginnya Gunung Everest dan rute yang berat terpaksa harus menyerah pada keadaan dan mengubur mimpi untuk menaklukan Gunung Everest.
Baca Juga: Termasuk Awan UFO, Ini 3 Peristiwa Sains Paling Menghebohkan 2020
Jasad abadi di Gunung Everest bukan sengaja ditinggalkan begitu saja. Karena medan yang sulit dan kondisi cuaca yang ekstrem membuat sangat sulit dan membutuhkan biaya yang mahal untuk melakukan evakuasi jasad-jasad ini.
Melansir BBC, kematian para pendaki ini biasanya karena ketinggian Gunung Everest yang mencapai 8,848 mdpl. Pada ketinggian 8.000, persediaan oksigen menjadi terbatas sehingga tak jarang banyak pendaki yang justru tewas.
Sangking banyaknya kematian di Gunung Everest, salah satu lokasi di ketinggian 7.925 meter bernama The Rainbow Valley menjadi kuburan massal terbesar di dunia yang menampung jasad-jasad abadi dari para pendaki.
Baca Juga: Temukan Benda Misterius, Museum Sains Butuh Bantuan Identifikasi
Lokasi ini disebut The Rainbow Valley karena dipenuhi jasad para pendaki yang mengenakan jaket berwarna cerah yang mirip pelangi.
Tidak mudah untuk diselamatan dan terpaksa ditinggalkan di lokasi tersebut, berdasarkan Listverse, berikut 4 jasad abadi yang ditemukan di Gunung Everest.
1. Francys Arsentiev
Baca Juga: Secara Sains, Ini Penyebab Mengigau Saat Tidur
Francys Arsentiev sukses mencapai puncak Gunung Everest tanpa bantuan oksigen tambahan. Sayangnya, dalam perjalanan turun, dirinya terpisah dari sang suami. Dirinya kemudian baru ditemukan pada 24 Mei 1998 lalu.
Pendaki yang kedinginan dan kelelahan ini sempat meminta bantuan dari Ian Woodall dan Cathy O'Dowd yang tidak bisa membantu apa-apa ini. Kata-kata terakhir Francys Arsentiev sebelum akhirnya meninggal dunia adalah ''Jangan biarkan aku mati di sini''.
2. Tsewang Paljor
Baca Juga: Bisa Menenangkan, Begini Manfaat Berpelukan Menurut Sains
Tsewang Paljor mendaki Gunung Everest pada Mei 1996. Sempat terhadang badai pada 11 Mei 1996 lalu, Tsewang Paljor dan dua rekan tim sukses mencapai puncak. Dalam perjalan turun, Tsewang Paljor memilih beristirahat di sebuah gua,
Sayangnya, ia malah ditemukan meninggal karena kedinginan, jasad Tsewang Paljor lalu disebut sebagai ''Green Boots''. Hingga kini, jasadnya menjadi penunjuk jalan pendaki lain saat tersesat di Gunung Everest.
3. Hannelore Schmatz dan Ray Genet
Dua pria asal Jerman, Hannelore Schmatz dan Ray Genet melakukan pendakian ke Gunung Everest pada 1979. Dalam perjalan turun, keduanya memutuskan untuk bermalam dalam kantong tidur tanpa penutup kepala.
Usai mengalami badai salju, Ray meninggal karena hipotermia dan Hannelore mengalami kelelahan usai berjalan jauh sejauh 330 kaki dari perkemahan tersebut. Jasad Hannelore Schmatz ditemukan tengah tertidur di tebalnya salju Gunung Everest.
4. George Mallory
Bersama Sandy Irvine, George Mallory mendaki Gunung Everest pada tahun 1924. Kedua pendaki ini lalu hilang dan tidak pernah kembali. Jasad George Mallory baru ditemukan pada tahun 1999 dengan pakaian lengkap
Diduga kedua pendaki ini kedinginan hingga tidak mampu mencapai puncak. Jika pada tahun 1924 George Mallory dan Sandy Irvine mampu bertahan, maka kedua orang ini menjadi orang pertama yang menyentuh puncak Gunung Everest.
Dikenal sebagai gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest menjadi lokasi jasad abadi ditemukan. Namun karena pemanasan global, salju-salju di gunung ini lalu mulai mencair, alhasil jasad-jasad di lokasi ini semakin banyak ditemukan.