Sinar-X Terdeteksi Keluar dari Uranus untuk Pertama Kalinya

Penemuan baru ini didasarkan pada pengamatan yang diambil menggunakan Chandra X-ray Observatory.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Jum'at, 02 April 2021 | 19:15 WIB
Perbandingan ukuran Bumi dan planet Uranus. (NASA)

Perbandingan ukuran Bumi dan planet Uranus. (NASA)

Hitekno.com - Sinar-X yang berasal dari Uranus untuk pertama kalinya ditemukan para astronom dan membuat bingung karena tidak jelas dari mana asal sinar-X tersebut. 

Sayangnya, pengamatan dan penemuan tentang Uranus cukup sulit dilakukan, dibandingkan dengan bagian tata surya lainnya.

Selain jaraknya yang jauh, hanya sedikit pesawat penjelajah yang pernah menjelajahi lingkungan planet.

Baca Juga: Penampakan Sosok di Dapur Ini Bikin Merinding, Netizen: Kayak di Film

Penemuan baru ini didasarkan pada pengamatan yang diambil menggunakan Chandra X-ray Observatory, sebuah teleskop luar angkasa yang mengorbit di sekitar Bumi.

Kumpulan pengamatan pertama diambil pada tahun 2002, kemudian dua set data pengamatan lainnya pada 2017.

Saat tim astrofisikawan yang dipimpin oleh William Dunn dari University College London di Inggris, akhirnya berhasil menganalisis data pengamatan 2002, para ahli tersebut akhirnya menemukan bukti tentang sinar-X yang keluar dari Uranus.

Baca Juga: Modus Baru, Hacker Bisa Retas HP dari DM di Instagram

Sinar X-Ray keluar dari Uranus. [NASA]
Sinar X-Ray keluar dari Uranus. [NASA]

Fakta bahwa Uranus memancarkan sinar-X bukanlah hal yang terlalu mengejutkan karena radiasi sinar-X telah terdeteksi memancar dari banyak benda di tata surya, termasuk komet, Venus, Bumi, Mars, Saturnus, Pluto, Jupiter, dan bahkan beberapa bulan Jupiter.

Namun, bagian yang aneh adalah para astronom tidak mengetahui gambaran lengkap tentang bagaimana Uranus memancarkan sinar-X tersebut.

Tim ahli memiliki beberapa hipotesis. Sebagian besar radiasi sinar-X di tata surya berasal dari Matahari.

Baca Juga: Google Pastikan Absen dari Gelaran MWC 2021

Hal ini mungkin juga terjadi pada Uranus, meskipun perhitungan tim menunjukkan lebih banyak foton sinar-X daripada yang dapat dijelaskan dari proses ini.

Opsi lainnya adalah disebabkan oleh cincin Uranus. Meskipun cincin planet itu kurang mencolok dibandingkan cincin Saturnus, penelitian sabuk radiasi menemukan adanya intensitas elektron yang lebih tinggi di sekitar Uranus.

Jika itu berinteraksi dengan atom di cincin, maka reaksi tersebut bisa menghasilkan fluoresensi sinar-X yang serupa.

Baca Juga: Google Gandeng Observatorium untuk Simpan Data Astronomi di Cloud

Proses lain yang menghasilkan sinar-X di tata surya adalah aurora. Ini terjadi ketika partikel energik berinteraksi dengan atmosfer planet. Dalam banyak kasus, medan magnet berperan dalam menghasilkan aurora.

Tim ahli berpikir mungkin saja proses serupa juga terjadi di Uranus, menghasilkan aurora di atmosfer bagian atas.

Dilansir dari Science Alert, pengamatan Chandra yang lebih lama di masa mendatang dapat membantu para ilmuwan memetakan lokasi emisi sinar-X di seluruh Uranus dan membantu mencari tahu apa yang menyebabkannya. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB