Jelajahi Asteroid, NASA Rakit Pesawat Baru Senilai Rp 145,21 T

Pesawat tersebut akan menjelajahi asteroid yang memiliki sebutan serupa senilai 10 triliun dolar AS.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Senin, 05 April 2021 | 17:30 WIB
Ilustrasi asteroid. (Pixabay)

Ilustrasi asteroid. (Pixabay)

Hitekno.com - Secara resmi, NASA sudah mulai perakitan terakhir pesawat luar angkasa yang diberi nama Psyche. Pesawat tersebut akan menjelajahi asteroid yang memiliki sebutan serupa senilai 10 triliun dolar AS atau senilai Rp 145,21 triliun.

Badan antariksa itu membagikan gambar dan video pesawat yang disatukan dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) di California Selatan.

Prosesnya akan memakan waktu satu tahun sebelum dikirim ke Cape Canaveral di Florida untuk diluncurkan, yang dijadwalkan pada Agustus 2022.

Baca Juga: Extended RAM hingga Teknologi ZEISS, Ini Fitur Vivo X60 Series

Pengumuman tersebut menyusul pengiriman sasis Solar Electric Propulsion (SEP) ke laboratorium, yang merupakan komponen kunci dari pesawat luar angkasa.

Struktur seukuran van tersebut dilengkapi antena high-gain selebar dua meter, bingkai besar yang dapat menampung instrumen ilmiah, dan penutup pelindung berwarna merah untuk melindungi komponen sensitif.

Perakitan dimulai pada 16 Maret, ketika para insinyur memeriksa subsistem, komputer penerbangan, sistem komunikasi, dan sistem distribusi daya rendah untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Resmi Keluar dari Bisnis Smartphone, Ini Fokus LG Selanjutnya

Sasis Solar Electric Propulsion (SEP), komponen utama pesawat ruang angkasa Psyche NASA. [NASA]
Sasis Solar Electric Propulsion (SEP), komponen utama pesawat ruang angkasa Psyche NASA. [NASA]

Dengan kedatangan sasis di laboratorium, perangkat keras yang tersisa dapat diuji dan dipasang. Sasis sendiri merupakan kerangka internal yang menjadi dasar produksi pesawat luar angkasa.

"Sangat menyenangkan menyaksikan semua komponen bersatu. Tapi ini juga fase yang sangat intens. Ini adalah perakitan yang rumit dan jika satu aktivitas mengalami masalah, itu dapat memengaruhi keseluruhan proses," kata Henry Stone, Manajer Proyek Psyche di JPL, dikutip dari Independent, Senin (5/4/2021).

Setelah perakitan selesai, pesawat luar angkasa harus dipindahkan ke ruang vakum termal besar JPL untuk diuji dalam kondisi yang mirip dengan luar angkasa.

Baca Juga: Klasemen MPL Season 7 Week 6: RRQ Melejit, Aerowolf Pamer Taring

Pesawat tersebut akan menempuh jarak sekitar 179,5 juta kilometer untuk mencapai asteroid, memeriksa medan magnetnya dan neutron serta sinar gamma yang memancar dari permukaan.

Jika semuanya berjalan dengan baik, pesawat luar angkasa akan diluncurkan pada 2022, penerbangan akan melintasi Mars pada 2023, dan mencapai orbit asteroid pada awal 2026.

Menurut NASA, pesawat luar angkasa dijadwalkan akan menghabiskan 21 bulan di sana untuk mengumpulkan data tentang batuan antariksa tersebut.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, NASA Diprediksi Alami Kerugian

Asteroid Psyche merupakan salah satu asteroid paling masif, mengandung sekitar satu persen dari massa sabuk asteroid, dan berdiameter lebih dari 200 kilometer.

Sasis pesawat ruang angkasa NASA Psyche. [NASA]
Sasis pesawat ruang angkasa NASA Psyche. [NASA]

Psyche dianggap sebagai inti protoplanet yang terbuka dan jenis paling masif dari asteroid tipe-M yang kaya logam.

Batuan asteroid ini dipercaya dapat menjelaskan sejarah planet lain karena kemiripannya dengan inti Bumi serta memiliki nilai 10.000 kali lebih banyak dari ekonomi global 2019. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB