Siklon Tropis Seroja Terkuat Kedua Setelah Kenanga, Ini Penjelasan BMKG

Namun Siklon Tropis Seroja merupakan yang paling lama siklus hidupnya.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 30 April 2021 | 08:00 WIB
Logo BMKG. (BMKG)

Logo BMKG. (BMKG)

Hitekno.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan kalau Siklon Tropis Seroja yang melewati Nusa Tenggara Timur adalah yang terkuat kedua setelah Siklon Tropis Kenanga.

Menurut catatan BMKG, Siklon Tropis Seroja memiliki kecepatan maksimum sampai 70 kt/971 mb. Sedangkan Siklon Tropis Kenanga 100kt/942mb.

"Siklon Tropis Seroja memang kedua terkuat sejak 2008, setelah Siklon Tropis Kenanga di selatan Jawa," ujar Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Miing Saepudin dalam diskusi daring Bencana Hidrometeorologi NTT akibat Siklon Seroja yang dipantau dari Jakarta, Kamis (29/4/2021).

Baca Juga: Penjelasan BMKG: Pemicu Gempa Sukabumi Mirip dengan Gempa Malang

Miing menjelaskan sejak 2008, pihaknya memonitor 10 siklon tropis dalam jangkauan Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) dari Jakarta. Siklon Kirrily, Cempaka, Dahlia, Lili, Seroja termasuk yang cukup intens dampaknya.

Ditambahkan BMKG, Siklon paling banyak terbentuk di bulan April-Mei hingga November-Desember.

Prediksi posisi Siklon Tropis Seroja pada 6 April 2021. [BMKG]
Prediksi posisi Siklon Tropis Seroja pada 6 April 2021. [BMKG]

"Siklon Seroja sejak bibit saja menimbulkan curah hujan cukup ekstrem. Curah hujan lebih dari 300 mm satu hari, itu curah hujan dalam sebulan yang ditumpahkan satu hari, jadi menimbulkan banjir, longsor," kata Miing.

Baca Juga: BMKG: Ketimbang Peringatan Cuaca Ekstrem, Publik Lebih Peduli Atta-Aurel

BMKG pun mengamati Siklon Tropis Seroja tersebut merupakan yang paling lama siklus hidupnya, dan jalurnya paling panjang yakni sepanjang NTT hingga Barat Daya Australia.

Miing mengatakan siklon tropis yang melalui wilayah Indonesia, terutama di NTT, banyak terbentuk di bulan April. Sehingga, Miing mengimbau diperlukan kewaspadaan Siklon Tropis di wilayah Selatan Indonesia antara bulan November-Mei, dengan tingkat kejadian lebih tinggi yang dapat terjadi pada bulan April, Mei, November, dan Desember.

"Kemudian tantangan lainnya terkait pengurangan risiko dampak siklon tropis adalah peningkatan pemahaman dan respon masyarakat terhadap informasi dan peningkatan infrastruktur lingkungan dalam menghadapi bencana," ujar Miing.

Baca Juga: Heboh Penampakan Cahaya Misterius Usai Gempa Malang, Ini Tanggapan BMKG

Itulah penjelasan BMKG mengenai Siklon Tropis Seroja yang menjadi terkencang kedua setelah Siklon Tropis Kenanga. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB